Rabu, 02 Januari 2019

Fungsi Evaluasi Di Lembaga Pendidikan & Macam-Macam Evaluasi Pembelajaran


Fungsi Evaluasi Di Lembaga Pendidikan &  Macam-Macam Evaluasi Pembelajaran 
a)      Fungsi evaluasi bagi peserta didik
Bagi peserta didik evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan:
1)    Hasil belajar peserta didik memuaskan, jika peserta didik memperoleh hasil belajar yang memuaskan tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk itu ia akan termotivasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun dapat pula sebaliknya setelah memperoleh hasil yang memuaskan peserta didik tidak
rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya akan menurun.
2)    Hasil belajar peserta didik yang tidak memuaskan, jika peserta didik rnemperoleh hasil belajar yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, ia akan giat belajar, tetapi bagi peserta didik yang kurang motivasinya atau lemah kemauannya akan menyebabkan ia menjadi putus asa.

b)      Fungsi evaluasi bagi guru adalah:
1)   Guru dapat mengetahui peserta didik yang sudah menguasai materi pembelajaran pelajaran dan yang belum menguasainya.
2)   Guru dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pembelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai peserta didik atau belum.
3)    Guru dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan materi pembelajaran.
4)   Bila dan hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik di bawah ketuntasan minimal, maka guru dapat mempedomani untuk pelaksanaan program remedial. Jadi evaluasi disini dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c)      Fungsi evaluasi bagi sekolah adalah:
1)   Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus
2)   Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah
3)   Untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengajar
4)   Untuk meningkatkan prestasi kerja.
b)      Fungsi evaluasi Iainnya, selain fungsi evaluasi seperti disebutkan di atas, masih ada fungsi evaluasi yang lain.
1)      Untuk menentukan penempatkan (placement) peserta didik pada tempatnya yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan, dalam mengikuti pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru.
2)      Untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau menggangu peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam suatu mata pelajaran. Kesulitan peserta didik tersebut diusahakan oleh guru pemecahannya.[1]
Dalam keterangan lain, fungsi evaluasi sebagai berikut:
a)    Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapot,
b)   Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan,
c)    Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedia1 teaching (pengajaran perbaikan),
d)   Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling (BK),
e)    Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PMB.
Selanjutnya, selain memiliki fungsi-fungsi seperti di atas, evaluasi juga mengandung fungsi psikologis yang cukup signifikan bagi siswa maupun bagi guru dan orang tuanya. Bagi siswa, penilaian guru merupakan alat bantu untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidak mampuannya dalam menilai kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri. Dengan mengetahui taraf kemampuan dan kemajuan dirinya sendiri, siswa memiliki self consciousness, kesadarannya yang lugas mengenai eksistensi dirinya, dan juga metacognitive, pengetahuan yang benar mengenai batas kemampuan akalnya sendiri. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menentukan posisi dan statusnya secara tepat di antara teman-teman dan masyarakatnya sendiri. Bagi orang tua atau wali siswa, dengan evaiuasi itu kebutuhan akan pengetahuan mengenai hasil usaha dan tanggung jawabnya mengembangkan potensi anak akan terpenuhi. Pengetahuan seperti ini dapat mendatangkan rasa pasti kepada orang tua dan wali siswa dalam menentukan langkah-langkah pendidikan lanjutan bagi anaknya. Sedangkan bagi para guru sendiri (sebagai evaluator), hasil evaluasi prestasi tersebut dapat membantu guru dalam menentukan sikap dan kebijakan.[2]
a.      Evaluasi Pembelajaran
a.       Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, berdasarkan tujuan ada empat macam, yaitu:
1)      Evaluasi Formatf, evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran dalam suatu bidang studi tertentu. Jenis diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia mempunyai banyak kelemahan, dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, sehingga pengeta huan, keterampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan. Untuk itu Allah SWT menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ja dapat beralih pada informasi yang lain.[3]
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai dipelajari suatu unit pelajaran tertentu. Manfaatnya sebagai alat penilai proses pembelajaran suatu unit materi pembelajaran tertentu. Tujuannya untuk memperbaiki proses pembelaaran. Hasil tes dianalisis untuk mengetahui konsep yang belum dikuasai oleh siswa, kemudian diadakan kegiatan remedial.[4]
2)      Evaluasi Sumatif, evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu caturwulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.[5]
Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran suatu program atau sejumlah unit pelaj aran tertentu. Evaluasi ini mempunyai manfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelaj aran dalam suatu periode tertentu, seperti semester atau akhir tahun pelajaran.[6]
3)      Evaluasi Penempatan (Placement), evaluasi yang dilakukan sehelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diinginkan.[7]
Evaluasi penempatan yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk menempatkan siswa dalam suatu program pendidikan atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan (baik potensial maupun aktual) dan minatnya. Evaluasi ini bermanfaat dalam rangka proses penentuan jurusan sekolah. Atas dasar ini jelaslah, betapa pentingnya penguasaan guru terhadap evaluasi. Penggolongan jenis evaluasi sebagaimana di atas hanya sebagai penggolongan berdasarkan fungsi.[8]
4)      Evaluasi Diagnosis, evaluasi terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. [9]
Evaluasi diagnosis yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai sarana diagnosis. Evaluasi ini bermanfaat untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan pembelajaran, atau dimana letak kelemahan siswa dalam mempelajari suatu atau sejumlah unit pelajaran tertentu.[10]
b.      Jenis evaluasi berdasarkan sasaran, dibedakan atas lima jenis evaluasi:
1)      Evaluasi konteks : yaitu evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program terbaik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2)      Evaluasi input : yaitu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuam Evaluasi proses : yaitu evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencara faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan dan sejenisnya.
3)      Evaluasi hasil atau produk: yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukar keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
4)      Evaluasi outcom atau lulusan : yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
c.       Jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran, dibedakan atas tiga evaluasi:
1)      Evaluasi program pembelajaran : yaitu evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
2)      Evaluasi proses pembelajaran: yaitu evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3)      Evaluasi hasil pembelajaran yaitu evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif afektif, psikomotorik.

d.      Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi.
1)      Berdasarkan objek:
a)      Evaluasi input: yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
b)      Evaluasi informal : yaitu evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain,
c)      Evaluasi output yaitu evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
2)      Berdasarkan subjek:
a)      Evaluasi internal: yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
b)      Evaluasi eksternal; yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua dan masyarakat.[11]
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>



[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., h. 404-406.
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,..., h. 141.
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., h. 404-406.
[4] Sumiati, dkk., Metode Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), cet. ke- 2, h. 201.
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., h. 404-406.
[6] Sumiati, dkk., Metode Pembelajaran..., cet. ke- 2, h. 201.
[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam...., h. 404-407.
[8] Sumiati, dkk., Metode Pembelajaran..., h. 201.
[9] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam...., h. 404-407.
[10] Sumiati, dkk., Metode Pembelajaran..., h. 201.
[11] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam...., h. 404, 406, 408.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET