
Jauh
sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul-Nya, Muhammad SAW telah dkenal sebagai
seorang pebisnis yang handal. Rasulullah menekuni dunia bisnis selama dua puluh
delapan tahun dan telah membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis dapat dicapai
tanpa menggunkan cara-cara terlarang. Rasulullah mengajarkan bentuk transaksi
bisnis yang sarat dengan nilai-nilai etika, akhlak dan kemanusiaan.
Dalan
diri Rasulullah telah terdapat nilai keteladanan yang sangat besar. Nilai
adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksanan dan apa yang berguna. Salah
satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sahabat dan masyarakat
ketika itu adalah nilai keteladanan. Rasulullah banyak memberikan keteladanan
dalam mendidik sahabatnya. Sepertihalnya keteladanan, salah satu tujuan Rasulullah
diutus ke muka bumi adalah untuk meluruskan akhlak manusia. Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia”. (HR. Baihaqi)
Akhlak
juga dikenal dengan istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama
menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya
terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak standarnya adalah Al-Quran dan
Hadis, bagi etika standarnya pertimbangan akal fikiran, dan bagi moral
standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. Untuk itulah, akhlak
sangat perlu di setiap karakter individu untuk menciptakan masyarakat madani.
Keteladanan karakter Rasulullah bias disimpulkan dalam
4 wajib Nabi Muhammad SAW:
1) Siddiq, yang berarti benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia
yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada
perkara-perkara yang ghaib. Ia mrupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para
Nabi dan Rasul yang dikirim Allah kea lam dunia ini bagi membawa wahyu dan
agamanya. Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataan yang benar, namun
perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya.
2)
Amanah, artinya benar-benar dapat
dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa
urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah penduduk
Makkah memberi gelar kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelar ‘Al-Amin’ yang
artinya terpercaya, jauh sebelum beliau diangkat menjadi seorang Rasul.
3)
Tabligh, artinya menyampaikan.
Segala firman Allah SWT yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh
Rasulullah.
4)
Fathonah, artinya cerdas dan
bijaksana. Mustahil bagi seorang Rasul bersifat bodoh. Dalam menyampaikan ayat
Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan
kebijaksanaan yang luar biasa.[1]
Selain
keteladana disebutkan diatas, Berikut ini adalah
beberapa Sifat dan Kepribadian Rasulullah SAW yang Wajib Kita
Teladani, antara lain:
1)
Sangat
Bijaksana dalam Menjalankan Da'wah (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW
mendamaikan perselisihan di antara para pemuka Quraisy tentang siapa yang
berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula).
2)
Pribadi
yang Sabar dan Pemaaf (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW memaafkan seorang
panglima kafir yang datang dan menghunuskan pedang ke hadapan Rasulullah SAW)
3)
Bersifat
Jujur dan Setia pada Janji (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW berdagang
ataupun ketika berbicara dan berperilaku, walaupun terhadap orang-orang kafir
Makkah)
4)
Berperilaku
Santun dan Kasih Sayang kepada Semua Orang (Tercermin dalam kehidupan
sehari-hari Rasulullah SAW)
5)
Berpegang
Teguh pada Aqidah yang Benar sebagai Landasan Da'wah-Nya (Tercermin ketika
mengemban tugas yang sangat berat untuk berda'wah dan menghadapi orang-orang
dari kaum kafir Quraisy)
6)
Selalu
Tawakkal kepada Allah SWT (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW selalu mendapat
tantangan dan cobaan di setiap harinya)
Senantiasa Ta'at dalam Melaksanakan Perintah
Allah SWT dan Menjauhi Segala Larangan-Nya (Tercermin dalam kehidupan
sehari-hari Rasulullah SAW).[2]<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar