Rabu, 14 Juni 2017

Masa Kemenangan Nabi Muhammad SAW.

Masa Kemenangan Nabi Muhammad SAW.
Secara umum, keadaan di Mekah dan sekitarnya belum kondusif untuk melaksanakan dakwah Islam. Oleh karena itu, Nabi dan sahabatnya memilih hijrah ke Madinah, dan sebelumnya memang telah terjadi pertemuan rahasia antara beberapa orang penduduk Madinah dengan Nabi SAW., serta mendapat respon positif dan Allah SWT. untuk meninggalkan Mekah menuju Madinah. Suatu peristiwa besar dalam sejarah perjuangan dan perkembangan Islam.
Di Madinah, umat Islam mulai memiliki kekuatan untuk memperluas wilayah Islam. Perhatian pertama, Rasulullah SAW. menghadapi kaum kafir Quraisy Mekah dengan perang karena dakwah dengan cara halus tidak membawa hasil. Dalam peperangan itu, pasukan Islam meraih kemenangan secara gemilang, sekalipun jumlah pasukan Islam jauh lebih sedikit dengan persenjataan yang tidak memadai, dibanding tentara musuh dengan persenjataan lengkap. Peristiwa awal ini meyakinkan pasukan Islam bahwa mereka berjuang karena Allah SWT., sedangkan tentara kafir Quraisy Mekah berjuang karena berhala, takhta dan harta.
            Kaum kafir Quraisy meminta berdamai setelah melihat kekuatan dan keberanian pasukan Islam. Oleh karena itu, lahirlah “Perjanjian Hudaibiyah”, yang ternyata kurang menguntungkan bagi pasukan Islam, sehingga sebagian sahabat merasa kurang puas terhadap Rasulullah SAW. Akan tetapi, Rasulullah SAW. cukup arif dan bijaksana, sehingga peluang adanya kebebasan berdakwah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pihak kafir Quraisy yang melihat perkembangan Islam semakin baik selama perjanjian Hudaibiyah, melanggar perjanjian tersebut dan pertempuran pun kembali terjadi.
            Tepat pada tahun kedelapan Hijriyah, Rasulullah SAW. dan pasukannya dengan gagah perkasa berhasil menaklukkan Kota Mekah. Peristiwa heroik itu terkenal dengan sebutan “Fathul Makkah”. Setelah peristiwa Fathul Makah itu, para penguasa dan pemuka Mekah ramai-ramai masuk agama Islam. Setelah bangsa Arab banyak memeluk agama Islam, langkah Rasulullah selanjutnya adalah mengembangkan agama Allah ke berbagai kawasan, terutama Persia dan Romawi.
            Tanda-tanda akan berakhirnya tugas Rasulullah SAW. diawali dengan turunnya wahyu terakhir (tentang hukum Islam) pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H, di Padang Arafah, pada saat Nabi Muhammad SAW. menunaikan Haji Wada’ (ibadah haji terakhir yang dilakukan Rasulullah SAW.). Wahyu Allah tersebut termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3:

Artinya:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.
Begitu pula ditandai dengan pesan Rasulullah SAW. yang amat tinggi nilainya pada saat Haji Wada’ itu.
رَسُوْلِهِ وَسُنَّةِ اللهِ كِتَابَ أَبَدًا تَضِلًّوْا لَنْ بِهِمَا مَاإِنْتَمَسَّكْتُمْ أَمْرَيْنِ فِيْكُمْ تَرَكْتُ
Artinya:
Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kamu tidak akan pernah sesat selama-lamanya, yakni Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya (al-Hadis).

            Setelah sempurna tugas berat nan mulia, Rasulullah Muhammad saw. pun dipanggil oleh Allah swt., pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah dalam usia 63 tahun. Beliau meninggalkan umatnya untuk selama-lamanya.[1]
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>



                [1] Hamzah Tualeka ZN, M.Ag, Drs, H, Aqidah Akhlak… h. 144
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET