Rabu, 31 Agustus 2016

TUJUAN FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

TUJUAN FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
a.      Tujuan Bimbingan dan Konseling
Menurut Rogers dan Smith, mereka mengatakan bahwa tujuan proses membantu adalah untuk memperlancar dan mempermudah perkembangan dan pertumbuhan psikologis terhadap kematangan kliennya secara sosial. Untuk dapat memperlancar dan mempermudah pertumbuhan psikologis kliennya helper (konselor) harus memiliki kegairahan produktif dan ingin menghibur orang lainnya.
Apabila dihubungkan dengan tujuan bimbingan dalam setting sekolah maka dapatlah dirumuskan tujuan program layanan bimbingan sebagai berikut, yaitu:
1)      Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam kemajuan di sekolah.
2)      Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab.
3)      Mewujudkan penghargaan terhadap diri orang lain.
4)      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya.
5)      Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
6)      Mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
7)      Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.[1]
WS. Winkel membedakan tujuan bimbingan dan konseling dalam dua bagian, yaitu “tujuan sementara dan tujuan akhir”. Tujuan sementara ialah agar seseorang dapat bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir ialah agar seseorang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangannya sendiri, dan menanggung sendiri konsekuensi atau resiko dari tindakan-tindakan yang dilakukannya.[2]
b.      Fungsi Bimbingan dan Konseling  
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud.
Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan yang diberikan oleh seorang konselor. Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan tertentu.
Adapun fungsi- fungsi bimbingan dan konseling, sebagai berikut:[3]
1)      Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) danlingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapakan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2)      Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindari diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
3)      Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.[4]
4)      Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan yaitu memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.[5]
5)      Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk melampaui proses dan fase perkembangan secara wajar.[6]

c.       Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Dalam perencanaan dan pelaksanaan bimbingan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)      Bimbingan harus merupakan bagian integral (terpadu) dari proses pendidikan di sekolah
2)      Pelayanan bimbingan dilakukan secara terus menerus
3)      Bimbingan dan penyuluhan berpusat pada siswa, artinya harus sesuai dengan kebutuhan siswa
4)      Bimbingan tidak bersifat memerintah, melainkan memberikan masukan kepada siswa, dan keputusan terakhir dalam proses bimbingan dintentukan oleh siswa yang dibimbing.
5)      Dalam pelaksanaan bimbingan para petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai pendekatan dan teknik yang tepat dalam melaksanakan tugasnya.[7]
6)      Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang dewasa, dan orang-orang yang sudah tua.
7)      Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan teknik mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan.
8)      Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik dibutuhkan pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing.
9)      Fungsi bimbingan ialah menolong orang supaya berani dan dapat memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang dialaminya, yang hasilnya dapat berupa kemajuan daripada keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan.
10)  Akhirnya yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa berhasil atau tidaknya sesuatu bimbingan sebagian besar tergantung kepada orang yang minta tolong itu sendiri, pada kesedihan dan kesanggupan dan proses-proses yang terjadi dalam diri orang itu sendiri.[8]


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>


[1] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), cet. 1, h. 11
[2] W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, ( Jakarta: PT. Gramedia, 1985), cet. 5, h. 17
[3] Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 196 – 197
[4] Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h. 16
[5] Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 215
[6] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), cet. 1, h. 12
[7] Drs. H. Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Universitas Islam Negeri, 2006), h.21-22
[8]Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling ( studi dan karir), (Yogyakarta: CV. Andi offset, 2005 ), cet. 2, h. 29-30
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET