PERKEMBANGAN PENDIDKAN ISLAM DAN KEMAJUAN ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI
A. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam pada khususnya adalah mengajak dan mendorong umat
manusia agar bekerja keras mencari kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan
di akhirat, antara dunia dan akhirat tidak boleh dipisahkan yang satu dengan
yang lain saling berkaitan secara kontinyu, termasuk mendorong kearah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Etos ilmiah di kalangan
masyarakat dunia Islam pada masa keemasan dari abad ke delapan masehi sampai ke
abad empat belas masehi di kawasan timur tengah, afrika utara, dan spanyol di
bawah bendera Bani Umayah dan Bani Abassiyah di Timur tengah (Irak), mampu
mendorong kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu dan teknologi, sehingga
peradaban islam menampakkan karakteristiknya dalam konfigurasinya yang Islami.
Etos ilmiyah itu dan kerja keras itu mendapatkan motifasi dari kandungan
ayat –ayat Al-Qur’an dan sunnah nabi sumber dari al-qur’an, jika kita teliti
dan pelajari secara mendalam bahwasanya dalam al-qur’an itu tersirat perintah
kita harus berfikir secara kritis, analistis, dan sintesis dengan semua
ciptaannya dan berfikir atau memikirkan tentang ciptaan Allah itu harus
dibarengi dengan berzikir kapada Allah.
Allah juga telah
memberikan kemampuan teknologi kepada Nabi Sulaiman untuk menaklukan angin
sehingga ia mampu menempuh perjalanan yang melebihi kecepatan rata-rata, dan
untuk mencairkan tembaga serta untuk menaklukan jin untuk mengerjakan
bangunan-bangunan tinggi, juga suatu bukti sebuah al-Quran secara nyata
memberikan motivasi kepada manusia agar menganalisis dan mengembangkan ilmu dan
teknologi bangunan dari besi dan tembaga serta teknologi transportasi yang
mampu malaju dengan kecepatan tinggi yang ada pada sekarang yaitu pesawat super
sonic, dan pesawat luar angkasa dan lain sebagainya.
Para ahli meneliti kandungan aal-quran dari aspek ilmu dan teknologi
antara lain seperti: propesir Fazlur Rahman dan Profesor Dr.Maurice yang menyimpulkan
bahwa Al-quran menjadi motivasi daya cipta umat manusia dalam berpikir dan
menganilisis dan mengembangkan fenomena
alam dan semua ciptaan Allah.
B. Pendidikan Islam dalm Menghadapi Tantangan Global
Menurut Prof, Fazlur Rahman ASl-quran merupakan sumber ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dari sumber inilah dikembangkan menjadi 27 jenis ilmu teknologi
dasar, Maurice menyatakan bahwa dalam al-quran mengajakan kepada kita untuk
memperdalam fenomena alam dengan paerincian yang menerangkan hal-hal yang secra
pasti cocok dengan sains modern.
Menurut Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti
untuk mencapai penguasaan iptek yaitu:
1.
melakukan pendidikan dan latihan dan sumber daya manusia dalam bidang
iptek yang relevan dengan pembangunan Bangsa
2.
mengambangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan
usaha serius merealisasikan konsep tersebut
3.
adanya transfer, aplikasi dan penngembangan lebih jauh dari teknologi
yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata
4.
kemandirian teknologiadanya perlindungan terhadap teknologi yang
dikembanngkan
Pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta
mengembangkan poemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan yang sama
sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam harus mampu mempertengahkan
perencanaan program-program dan kegiatan-kegiatan operasional kependidikan,
terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan iptek, strategi
pendidikan islam dalam menghadapi tantangan modernisasi berkat kemajuan iptek
itu mencakup ruang lingkup:
- Motivasi, kreativitasi anak
didik kearah perkembangan IPTEK dimana nilai-nilai Islami menjadi sumber
acuannya
- Mendidik keterampilan
memanfaatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada
umumnya dan umat islam pada khususnya
- Menciptakan jalinan kuat
antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuan
yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing-masing
- Menanamkan sikap dan wawasan
yang luas terhdapa kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan
menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan
kontekstual denagn masa depan kehidupan manusia.
Jadi kesanalah pendidikan Islam seharusnya diarahkan agar pendidikan
islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan iptek. Strategi
tersebut merupakan sebagai solusi bagi pendidikan Islam untuk lebih bisa
berbuat banyak. Walau demikian pendidikan Islam tidak boleh lepas dari
idealitas Al-quranh dan sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia
dengan sesamanya, dan alam sekitar.
Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideology
dunia, terutama didorong oleh kemajuan iptek modern, pendidiakn islam tidak
terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera.
Secara garis besar tantangan - tantangan tersebut meliputi hal-hal
sebagai berikut:
- Terdapatnya kecenderungan
perubahan system nilai untuk meninggalkan system nilai yang telah ada
(agama).
- Adanya dimensi besar dari
kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan pengetahuan teoritis.
Dalam menghadapi tantangan di atas, sudah barang tentu pendidikan Islam
harus memperhitungkan kekuatan arus yang mengitarinya seperti system barat yang
bercorak sekuler dan telah memasuki semua aspek kehidupan manusia. Begitu juga
halnya modernisasi harus dipahami sebagai proses alamiah dalam evolusi
kehidupan manusia.
Pada akhirnya pendidikan islam dalam mengantisipasi kemajuan iptek modern
terletak pada kemampuan mengkonfigurasikan system nilai Islami yang yang
akomodatif terhadap aspirasi umat islam untuk berpacu dalam kompetisi bidang
iptek modern itu sendiri. Inilah program minimal pendidikan islam yang perlu
kita rencanakan dan laksanakan saat ini.
C. Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Masyarakat modern telah berhasil mengembalikan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun pada
sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak merusak dan
menumbuh kembangkan moralitas (akhlak) yang mulia.
Sebagai salah satu solusi untuk
mengatasi tragedy modern yang dimaksud diatas adalah dengan memfokuskan kajian
pada upaya menginterprestasikan ilmu pengetahuan dengan agama, melauli konsep
yang dikenai dengan istilah Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan pada dasarnya. Adalah suatu respons terhadap
krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan Barat yang bertumpu
pada suatu pandangan dunia yang bersifat materialistis dan relavistis,
menganggap bahwa pendidikan bukan untuk membuat manusia bijak, yakni mengenali
dan mengakui posisi masing-masing dalam tertib realitas, tapi memandang
realitas sebagai sesuatu yang bermakna secara material bagi manusia. Oleh
karena itu hubungan manusia dengan tertib realitas bersifat eksploitatif bukan
harmonis, ini adalah salah satu penyebab penting munculnya krisis masyarakat
modern.
Islamisasi ilmu Pengetahuan modern mencoba mencari akar-akar tersebut.
Akar-akar tersebut diantaranya dapat ditemukan dalam basisi ilmu pengetahuan,
yaitui konsepsi atau asumsi tentang realitas yang dualistis, sekularistis,
evolusioner, oleh karena itu pada dasarnya bersifat relavistis dan nihilistis.
Islamisasi ilmu pengetahuan muncul sebagai reaksi terhadap adanya konsep
dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan yang dimajukan masyarakat modern.
Islamisasi ilmu pengetahuan berupaya menempatkan sains dan teknologi itui
ditunjukkan untuk mempertinggi harkat dan martabat manusia, melaksanakan fungsi
kekhalifahannya di muka bumi serta tujuan-tujuan mulia lainnya yang menjadi
salah satu misi dari Islamisasi ilmu pengetahuan.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar