Implementasi Pendidikan
Karakter Islam; Sebuah Pengantar
Membicarakan pendidikan
karakter merupakan hal sangat penting dan mendasar.
Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial
ialah mereka yang memiliki akhlaq, moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat
begitu pentingnya karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab
untuk menanamkannya dalam diri peserta didiknya untuk terwujudnya anak yang karakter pendidikan agama islam.
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang
positif kepada lingkungannya. Definisi lain mengatakan bahwasanya pendidikan
karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi sain dalam
perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran
penting, yaitu: 1) proses transformasi riilai-nilai, 2) ditumbuhkembangkan
dalam kepribadian, dan 3) menjadi sain dalam perilaku.[1]
Melengkapi makna pendidikan karakter,
penulis dapat katakan bahwasanya pendidikan karakter sebagai suatu perilaku
yang di dalam penyelenggaraan pendidikan harus berkarakter dan berpinjak dari
karakter dasar manusia dari nilai moral yang bersumber dari agama dan dengan
sadar mau melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran, penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan mata pelajaran,
sekolah, aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Jadi proses pendidikan harus
melibatkan aspek kognitif, afrktif psikomotorik, emosi, dan fisik, sehingga
akhlak mulia bisa terbentuk di dalam kepribadian anak.
Pentingnya pendidikan Agama Islam yang
berkarakter di setiap jenjang pendidikan, terutapa pada pendidikan anak usai
dini. Ini di dasarkan pada undang-undang
tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas), yaitu UU No, 20 Tahun 2003,
menegaskan kembali ftingsi dan tujuan pendidikan nasional kita Pada Pasal 3 UU ini ditegaskan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.[2]
Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengemban misi yang amat mulia dalam
pembangunan bangsa ini. Tentu saja semua mata pelajaran selain dua mata
pelajaran itu juga bersama-sama memiliki misi tersebut secara terintegrasi.
Sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas) merupakan acuan atau pendekatan pendidikan untuk mendidik
dan membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang seimbang, tidak hanya
berhasil pada satu atau dua sisi domain saja, tetapi pada semua sasaran domain.
Kenyataannya, hasil pendidikan di Indonesia masih belum seperti yang
diharapkan. Dalam kehidupan sehan-hari masih terlihat, seperti: banyak perkelahian di kalangan siswa, kurangnya kesadaran siswa akan sistem aturan
yang berlaku, mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah dibandingkan dengan mutu pendidikan di negara-negara
lain, dan masih banyak lagi
problem pendidikan di Indonesia yang belum berjalan sesuai dengan arah yang
ingin dicapai. Semua ini merupakan cerminan bahwa akhlak tercela melanda di
kalangan para peserta didik (anak-anak sekolah). Masyarakat, bangsa, dan negara
sangat mendambakan anak-anak yang berakhlak mulia yang taat menjalankan ajaran
agama mereka, dilengkapi dengan sikap dan perilaku mulia di tengah-tengah
kehidupan keluarga, sekolah, dan masyarakat pada umumnya. [3]
[1] Darma Kusuma. Dkk, Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2013), cet. ke- 4, h. 5.
0 komentar:
Posting Komentar