Orang tua adalah orang dewasa yang pertama memikul tanggung jawab dalam
pendidik sehingga orang tua yang selalu memperhatikan terhadap pendidikan
anaknya pasti ia akan menanamkan pendidikan yang mengarah pada intelegensi juga
pendidikan agama (moral). Adalah pendidikan akal yang harus diberikan orang tua
terhadap anak yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dirinya.
Allah Swt.
Berfirman :
ياأيهاالذين أمنوا
قوا أنفسكم و أهليكم نارا وقودها الناس والهجارة عليها ملاءكة غلاظ
شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون مايؤمرون(6)
“Hai oarng-orang yang berfirman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S.At-Tahrim ayat 6)
Dari ayat
diatas dapat disimpulkan bahwa hendaknya orang tua melindungi anak-anaknya
dengan cara memberikan pendidikan yang baik sesuai dengan ajaran agama sehingga
kelak jauh dari segala hal yang buruk dan terhindar dari siksa api neraka.
Tugas
penting orang tua ini akan sangat terdukung jika mampu menciptakan suasana
rumah menjadi tempat tinggal sekaligus sebagai basis pendidikan. Tugas orang
tua memang berat, tetapi ada banyak cara untuk memberikan motivasi dalam segi
pendidik, antara lain:
- Melengkapi
fasilitas pendidik, antara lain:
a. Tempat
belajar yang menyenangkan
Seperangkat meja dan kursi sederhana dilengkapi dengan rak buku sudah
bisa diciptakan, sebagai meja belajar. Untuk menciptakan suasana menyenangkan,
penataannya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan anak.
b. Media
informasi
Ilmu pengetahuan tak bisa dilepaskan kaitannya dengan media informasi.
Karena disinilah sebagian besar ilmu pengetahuan akan diperoleh. Maka untuk
mengakrabkan anak pada bidang pendidikan harus pula terlebih dahulu
mengakrabkan mereka kepada media-media informasi.
c. Perpustakaan
Minimal ada buku-buku yang dikoleksi. Karena untuk menumbuhkan motivasi
kependidikan anak, buku adalah sarana yang paling tepat. Kecintaan anak
terhadap buku mutlak harus ditumbuhkan sedini mungkin. Dan rumah
adalah tempat yang paling cocok untuk keperluan itu.
- Budaya
Ilmu Maksudnya pembentukan perilaku dan pembiasaan dari anggota-anggota
keluarga yang menunjang keberhasilan pendidikan. Diantaranya: “Budaya
Islami, budaya belajar, jam belajar, ada pula pemenuhan gizi anak”[1].
Allah berfirman :
والوالدات يرضعن أولادهن حولين كاملين لمن أراد ان يتم
الرضاعة ........(233)
“Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan….. (Al-Baqoroh
: 233)”.
Dari ayat
tersebut, terlihat jelas betapa pentingnya orang tua (ibu) dalam hal menyusui
anaknya hingga sempurna, karena apa yang dimakan oleh ibu akan berdampak pada
perkembangan fisik dan mental anak. Dengan demikian, jelaslah betapa pentingnya
peranan orang tua dalam merawat dan mendidik anak agar menjadi orang yang
berguna serta bermanfaat bagi orang tua khususnya, agama, lingkungan, dan
negaranya.
Tugas orang
tua amat besar dalam mendidik anak dengan pendidikan jasmani, intelektual dan
mental spiritual, baik melalui teladan yang baik atau pengajaran (nasihat-nasihat),
sehingga kelak ia dapat memetik tradisi-tradisi yang benar dan pijakan moral
yang sempurna.
Sebuah
keniscayaan bagi orang tua dalam proses pendidikan dan pengajaran kepada anak,
karena kedewasaan anak banyak dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengulturan
dan pengajaran dimana orang tua adalah subyek yang banyak berperan serta didalamnya.
Demikian itu, A.Mudjadid Mahali berpendapat bahwa ”Orang tua mempunyai
kewajiban mendidik anak agar menjadi manusia saleh, berguna bagi agama, nusa
dan bangsa. Dan bertanggung jawab di hadapan Allah SWT terhadap pendidikan
anak-anaknya. Orang tua juga berkewajiban memelihara diri dari hal-hal yang
tidak pantas serta terlebih dahulu menjalankan perintah agama secara baik”[2].
Oleh karena
itu, hendaknya kedua orang tua menjadi suri tauladan terhadap anak-anaknya.
Mereka tidak boleh menyuruh sesuatu terhadap anaknya, sedangkan mereka sendiri
tidak mengerjakannya. Sebab seorang anak akan mengerjakan sesuatu sesuai dengan
apa yang ditirunya dari kedua orang tuanya.
Kedua orang
tua hendaknya tidak melarang sesuatu kepada anaknya, sedangkan mereka sendiri
mengerjakannya. Karena hal itu akan dapat menimbulkan ketidak puasan terhadap
diri anak pada saat dia melihat sebuah tingkah laku yang justru bertolak belakang
dari apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya tersebut[3].
Jadi, tugas
paling penting bagi orang tua adalah mendidik dan mengajar anak dengan cara
yang pantas juga sesuai hak dan kewajiban serta norma-norma yang berlaku,
sehingga anak dapat menjadi orang yang baik, beradab, berbudaya, terhormat,
bijak, petuh terhadap hukum, dan warga negara yang bertanggung jawab.
Orang tua
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan anak, dengan
dasar bahwa anak adalah titipan yang dipercayakan Tuhan untuk dipelihara dan
harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Tugas orang tualah untuk memberi
makan anak-anak dan memenuhi kebutuhan mereka. Ini berarti memilih makanan yang
baik bagi mereka dan melindungi mereka dari segala penyakit yang mungkin
menyerang mereka yang dapat membuatnya cacatatau pincang, menyuramkan hidupnya
dan juga orang tuanya[4].
Jadi, tugas
dan tanggung jawab orang tua ialah mendidik dan memberikan dukungan berupa
motivasi, fasilitas dan perilaku yang baik agar tertanam dalam diri seorang
anak pendidikan yang mengarah kepada intelegensi dan pendidikan agama (moral)
serta memberikan makanan yang baik bagi anak.
Sebagai
orang tua hendaknya memperhatikan keinginan anak sepanjang keinginan tersebut
tidak menyalahi norma dan aturan yang berlaku di masyarakat maupun agamanya.
Begitu juga sebaliknya, anak pun juga harus tahu kewajibannya yang harus
dilakukan sebelum meminta hak kepada orang tuanya. Namun, menemukan anak dengan
tipe ini sangatlah sulit. Mereka cenderung tidak mengerti kewajibannya dan
selalu mementingkan haknya, oleh itu sebagai orang tua harus punya perencanaan
yang matang dalam mendidik anaknya lebih-lebih cara mendidik anak itu dilakukan
dengan penuh kasih sayang dan keteladanan.
DAFTAR PUSTAKA
ü Irawati Istadi, Seri
Psikologi Anak 2; Istimewa Setiap Anak, (Jakarta: Pustaka Inti, 2002), cet
III, h. 175.
ü Mudjad Mahali, Hubungan
Timbal Balik Orang Tua dan Anak. (Solo : Ramadhani Press, 1994) Cet. III, h.
137-138.
ü Kautsar Muhammad
Al-Mainawi, Hak Anak dalam Keluarga Muslim (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar,1996), Cet. I, h. 92.
ü Dewan Ulama Al-Azhar, Ajaran
Islam Tentang Perawatan Anak (Bandung : Mizan, 1996), Cet. X, h. 32-33.
[1] Irawati Istadi, Seri Psikologi Anak 2;
Istimewa Setiap Anak, (Jakarta: Pustaka Inti, 2002), cet III, h. 175.
[2] A. Mudjad Mahali, Hubungan Timbal Balik Orang
Tua dan Anak. (Solo :
Ramadhani Press, 1994) Cet. III, h. 137-138.
[3] Kautsar Muhammad Al-Mainawi, Hak Anak dalam Keluarga
Muslim (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,1996), Cet. I, h. 92.
[4] Dewan Ulama Al-Azhar, Ajaran Islam Tentang
Perawatan Anak (Bandung : Mizan, 1996), Cet. X, h. 32-33.
0 komentar:
Posting Komentar