Rabu, 31 Agustus 2016

PRESTASI BELAJAR; Pengertian, Tipe-Tepe Belajar, dan Faktor yang Menpengaruhi Prestasi Belajar

PRESTASI BELAJAR; Pengertian, Tipe-Tepe Belajar, dan Faktor yang Menpengaruhi Prestasi Belajar
a.      Pegertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya. Indikator pada perubahan ini biasanya akan tampak pada proses belajarnya.
Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk mengugkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses pembelajaran dalam suatu masa tertentu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian prestasi belajar berikut ini akan dikemukakan pengertian prestasi belajar.
Prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (di lakukan, dikerjakan dsb.)”[1]. Tohirin mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah “apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar”[2].
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai bukti dari  keberhasilan usaha belajar sehingga dapat di demontrasikan dan di uji.

b.      Tipe-Tipe Prestasi Belajar
Dalam pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, ketiga aspek diatas harus juga menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar harus mencangkup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek diatas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.
  1. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif
Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencangkup:
a.       Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (Knowledge)
b.      Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention)
c.       Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi)
d.      Tipe prestasi belajar analisis
e.       Tipe prestasi belajar sintesis
f.           Tipe prestasi belajar evaluasi[3].

  1. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe prestasi belajar afektif  tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.


Tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan prestasi belajar mencangkup:
a)      Receving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gelaja.
b)      Respoding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
c)      Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
d)     Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e)      Karakteristik dan internalisasi diri, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kehidupan dan prilakunya[4].

  1. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotorik
Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam betuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan keterampilan itu meliputi:
a.       Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudan merupakan kebiasaan)
b.      Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c.       Kemampuan perspektuan termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain
d.      Kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan
e.       Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks
f.           Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komonikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif[5].

Beriku ini adalah tipe-tipe prestasi belajar dalam suatu tabel lengkap dengan cara mengevaliasinya.
Tabel 1
Jenis-jenis indikator (tipe-tipe prestasi belajar) dan cara mengevaluasinya
Ranah/Jenis Prestasi
Indikator/Tipe-tipe
Cara Mengevaluasi
Ranah Cipta (Kognitif)
Pengamatan

Ingatan



Pemahaman


Penerapan


Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti

Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)




Ranah Rasa (Afektif)
Penerimaan


Sambutan



Apresiasi (sikap meghargai)



Internalisasi (pendalaman)




Karakterisasi (penghayatan)



Ranah Psikomotorik
Keterampilan bergerak dan bertindak

Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal

Dapat menunjukkan
Dapat membandingkan
Dapat menghubungkan

Dapat menyebutkan
Dapat menunjukkan kembali


Dapat menjelaskan
Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

Dengan memberikan contoh
Dapat menggunakan secara tepat

Dapat menguraikan
Dapat mengklasifikasikan/memilah-milih


Dapat menghubungkan
Dapat menyimpulkan
Dapatmengklasifikasikan, menggeneralisasikan (membuat prinsip-prinsip umum)

Menunjukkan sikap menerima
Menunjukkan sikap menolak


Kesediaan berpartisipasi atau terlibat
Kesediaan memanfaatkan


Menganggap penting dan bermanfaat
Menganggap indah dan harmonis
Mengagumi


Mengakui dan meyakini
Mengingkari




Melembagakan atau meniadakan
Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari


Mengorganisasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya


Mengucapkan
Membuat mimik dan gerakan jasmani
Tes lisan
Tes tertulis
Observasi

Tes lisan
Tes tertulis
Observasi

Tes lisan
Tes tertulis

Tes tertulis


Tes tertulis
Pembagian tugas


Tes tertulis
Pembagian tugas




Tes tertulis
Tes skala sikap
Observasi

Tes skala sikap
Pemberian tugas
Observasi

Tes skala penilaian atau sikap
Pemberian tugas
Observasi

Tes skala sikap
Pemberian tugas ekspresif (menyatukan sikap proyektif dan fikiran  ramalan)

Pemberian tugas ekspresif dan proyektif
Observasi

Observasi
Tes tindakan


Tes lisan
Observasi
Tes tindakan[6].

c.       Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Ngalim Purwanto membagi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
1.      Faktor internal terdiri dari 2 (dua) macam yaitu Fisiologi dan Psikologi. Faktor fisiologi meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra, dan faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
2.      Faktor eksternal terdiri dari 2 (dua) macam yaitu Lingkungan dan Instrumental. Faktor lingkungan meliputi alam dan sosial, dan faktor instrumental meliputi kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi/manajemen[7].

a.       Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Berdasarkan keterangan diatas bahwa faktor fisiologi adalah kondisi fisik (kesehatan)­ dan kondisi panca indra. Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya[8].
Sedangkan factor psikologis itu terdiri bakat, minat, kecerdasan, motivasi.
1)      Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dari sini dapat di ketahui bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Sehubungan dengan ini, bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan belajar yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

2)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan diingat, karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal, maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
3)      Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
4)      Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini, dalam diri siswa akan timbul inisiatif untuk membangkitkan motivasi sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif[9].

b.      Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1)      Keadaan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Keluarga yang kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar[10].
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk prestasi belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dengan guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2)      Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik. Karena itu, setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan[11].
3)      Lingkungan masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan dapat membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya[12].



<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>


[1] Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamu Umum…, h. 768.
[2] Tohirin, Psikiologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006), edisi revisi, h. 151.
[3] Tohirin, Psikiologi pembelajaran…, h. 151.
[4] Tohirin, Psikiologi pembelajaran…, h. 154.
[5] Tohirin, Psikiologi pembelajaran…, h. 155.
[6] Tohirin, Psikiologi pembelajaran…, h. 156-158.
[7] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h. 107
[8] http://sobatbaru.blogspot.com/2010/pengertian-prestasi-belajar.html.
[9] http://ridwan202.wordpres.com/2010/05/03/ketercapaian -prestasi-belajar/
[10] http://sobatbaru.blogspot.com/2010/pengertian-prestasi-belajar.html.
[11] http://sobatbaru.blogspot.com/2010/pengertian-prestasi-belajar.html.
[12] http://ridwan202.wordpres.com/2010/05/03/ketercapaian -prestasi-belajar/
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET