PRESTASI
BELAJAR; Pengertian, Tipe-Tepe Belajar,
dan Faktor yang Menpengaruhi Prestasi Belajar
a.
Pegertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya perubahan
pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya.
Indikator pada perubahan ini biasanya akan tampak pada proses belajarnya.
Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk
mengugkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses
pembelajaran dalam suatu masa tertentu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai
pengertian prestasi belajar berikut ini akan dikemukakan pengertian prestasi
belajar.
Prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (di lakukan, dikerjakan dsb.)”[1]. Tohirin
mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah “apa yang telah dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan belajar”[2].
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil
belajar ialah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai bukti dari keberhasilan usaha belajar sehingga dapat di
demontrasikan dan di uji.
b.
Tipe-Tipe Prestasi Belajar
Dalam pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar, merujuk kepada
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, ketiga aspek diatas harus juga
menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar harus mencangkup
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek diatas tidak
berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan
membentuk hubungan hirarki.
- Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif
Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencangkup:
a.
Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (Knowledge)
b.
Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention)
c. Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi)
d.
Tipe prestasi belajar analisis
e.
Tipe prestasi belajar sintesis
- Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif
Bidang afektif berkenaan
dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya,
apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe prestasi
belajar afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun
bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi
bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan
prestasi belajar yang dicapai.
Tingkat bidang afektif sebagai
tujuan dan prestasi belajar mencangkup:
a) Receving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi,
gelaja.
b) Respoding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulus yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus.
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan
kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik dan internalisasi diri, yakni keterpaduan
dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kehidupan dan prilakunya[4].
- Tipe
Prestasi Belajar Bidang Psikomotorik
Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam betuk keterampilan
(skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan
keterampilan itu meliputi:
a.
Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering
tidak disadari karena sudan merupakan kebiasaan)
b.
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c.
Kemampuan perspektuan termasuk didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain
d. Kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan,
keharmonisan, dan ketepatan
e. Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan
skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang
kompleks
f. Kemampuan yang berkenaan dengan non
decursive komonikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif[5].
Beriku ini adalah tipe-tipe
prestasi belajar dalam suatu tabel lengkap dengan cara mengevaliasinya.
Tabel 1
Jenis-jenis
indikator (tipe-tipe prestasi belajar) dan cara mengevaluasinya
Ranah/Jenis Prestasi
|
Indikator/Tipe-tipe
|
Cara Mengevaluasi
|
Ranah Cipta (Kognitif)
Pengamatan
Ingatan
Pemahaman
Penerapan
Analisis (pemeriksaan dan
pemilihan secara teliti
Sintesis (membuat paduan baru
dan utuh)
Ranah Rasa (Afektif)
Penerimaan
Sambutan
Apresiasi (sikap meghargai)
Internalisasi (pendalaman)
Karakterisasi (penghayatan)
Ranah Psikomotorik
Keterampilan bergerak dan
bertindak
Kecakapan ekspresi verbal dan
nonverbal
|
Dapat menunjukkan
Dapat membandingkan
Dapat menghubungkan
Dapat menyebutkan
Dapat menunjukkan kembali
Dapat menjelaskan
Dapat mendefinisikan dengan
lisan sendiri
Dengan memberikan contoh
Dapat menggunakan secara tepat
Dapat menguraikan
Dapat
mengklasifikasikan/memilah-milih
Dapat menghubungkan
Dapat menyimpulkan
Dapatmengklasifikasikan,
menggeneralisasikan (membuat prinsip-prinsip umum)
Menunjukkan
sikap menerima
Menunjukkan
sikap menolak
Kesediaan berpartisipasi atau
terlibat
Kesediaan memanfaatkan
Menganggap penting dan
bermanfaat
Menganggap indah dan harmonis
Mengagumi
Mengakui dan meyakini
Mengingkari
Melembagakan atau meniadakan
Menjelmakan dalam pribadi dan
prilaku sehari-hari
Mengorganisasikan gerak mata,
tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
Mengucapkan
Membuat mimik
dan gerakan jasmani
|
Tes lisan
Tes tertulis
Observasi
Tes lisan
Tes tertulis
Observasi
Tes lisan
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Pembagian tugas
Tes tertulis
Pembagian tugas
Tes
tertulis
Tes
skala sikap
Observasi
Tes skala sikap
Pemberian tugas
Observasi
Tes skala penilaian atau sikap
Pemberian tugas
Observasi
Tes skala sikap
Pemberian tugas ekspresif
(menyatukan sikap proyektif dan fikiran
ramalan)
Pemberian tugas ekspresif dan
proyektif
Observasi
Observasi
Tes
tindakan
Tes lisan
Observasi
|
c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Ngalim Purwanto membagi faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas dua faktor, yaitu faktor dalam
(internal) dan faktor luar (eksternal).
1. Faktor internal terdiri dari 2 (dua) macam
yaitu Fisiologi dan Psikologi. Faktor fisiologi meliputi kondisi fisik dan
kondisi panca indra, dan faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan,
motivasi, dan kemampuan kognitif.
2. Faktor eksternal terdiri dari 2 (dua)
macam yaitu Lingkungan dan Instrumental. Faktor lingkungan meliputi alam dan
sosial, dan faktor instrumental meliputi kurikulum/bahan pelajaran,
guru/pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi/manajemen[7].
a.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri siswa. Berdasarkan keterangan diatas bahwa faktor fisiologi
adalah kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi panca indra. Keadaan fisik
menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera
dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas
mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif
terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya[8].
Sedangkan factor psikologis
itu terdiri bakat, minat, kecerdasan, motivasi.
1)
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Dari sini dapat di ketahui bahwa tumbuhnya keahlian
tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Sehubungan dengan ini, bakat dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan
penting dalam mencapai suatu hasil akan belajar yang baik. Apalagi seorang guru
atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
2)
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai
beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan
diingat, karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan
minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila
seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal, maka akan terus
berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai
dengan keinginannya.
3)
Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh
kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,
sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
4)
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan
mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi
dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak
didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.
Dengan adanya dorongan ini, dalam diri siswa akan timbul inisiatif untuk
membangkitkan motivasi sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan
kehendak sendiri dan belajar secara aktif[9].
b.
Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah
dan lingkungan masyarakat.
1)
Keadaan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin
dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu
belajar dilaksanakan di rumah. Keluarga yang kurang mendukung situasi belajar,
seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan
belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar[10].
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan
terdorong untuk prestasi belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah
satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga,
sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal
ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua
dengan guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu
ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara
belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan
motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan
waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2)
Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang
baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan
serta memberikan pelajaran teknik. Karena itu, setiap guru harus memiliki
wewenang dan kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan[11].
3)
Lingkungan masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang
tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan dapat membentuk kepribadian
anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila
seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar
maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya[12].
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar