PENDEKATAN
FUNGSIONAL DALAM PEMBELAJARAN PAI
1.
Pendekatan dalam Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan adalah
(1) proses perbuatan, cara mendekati, (2) usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode
untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.[1]
Dalam Bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan “approach”,
dalam Bahasa Arab disebut dengan “madkhal”. Menurut Mulyanto
Sumardi sebagaimana dikutip oleh Armai
Arief, “pendekatan” bersifat aziomatic. Ia terdiri dari serangkaian
asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa. Bila
dikaitkan dengan pendidikan Islam “pendekatan” berarti serangkaian asumsi
mengenai hakekat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam serta belajar
agama Islam.[2]
Siswa akan menangkap apa yang menjadi tujuan dari
pembelajaran manakala digunakan pendekatan yang tepat dan metode yang sesuai
dengan materi pelajaran, terlebih dalam pengajaran agama Islam yang syarat
dengan nilai-nilai yang bermanfaat dalam kehidupan siswa, dalam upaya mencapai
kebahagian hidupnya di dunia dan di akhirat.
Pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode dan
teknik. Karena teknik yang bersifat implementasional, dalam pengajaran tidak
terlepas dari metode apa yang digunakan. Pendidikan Agama Islam akan efektip
dengan melakukan pendekatan dalam menyampaikan materi kepada siswa di kelas.
Pengajaran Pendidikan Agama Islam yang tepat guna adalah yang sejalan dengan
nilai-nilai yang ada dalam materi pelajaran. Dapat pula diimplementasikan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam.
Tujuan akhir Pendidikan Islam yakni merealisasikan
manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu
mengabdikan dirinya kepada khaliqnya dengan sikap dan kepribadian bulat yang
merujuk kepada penyerahan diri kepadanya dalam segala aspek kehidupannya,
duniawiah dan ukhrawiah.[3]
Mengingat tujuan akhir yang begitu mulia, sebagai
seorang Pendidik Agama Islam harus mampu menjabarkan tujuan akhir tersebut
kedalam materi yang diajarkan, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan
metode yang sesuai. Misalkan saja dalam pengajaran Fiqih, guru tak hanya
mengajarkan aspek hukum saja, tetapi juga manfaat dan pentingnya fiqih tersebut
harus dijelaskan kepada siswa, agar siswa dapat mempraktekan dalam
kehidupannya.
Mendidik ialah usaha untuk menolong siswa dalam menuju
kedewasaannya, salah satu usaha menolong tersebut dapat dilakukan dengan
pengajaran.[4]
Mendidik adalah membina. Dalam Pendidikan Agama Islam pembinaan pemahaman
(kognitif) bertujuan agar siswa paham ajaran Islam; pembinaan afektif bertujuan
agar siswa menerima ajaran Islam; pembinaan psikomotor bertujuan agar siswa
terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Agama adalah
tuntunan hidup sehari-hari.[5]
Pembelajaran sendiri merupakan suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan.[6]
Selanjutnya ada beberapa ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran
yakni:
1)
Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan
prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus.
2)
Kesaling tergantungan (interdependence), antara
unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.
Pendekatan dalam proses pembelajaran dapat diartikan
sebagai strategi yang ditempuh secara menyeluruh agar tercapai tujuan program
yang diharapkan.[8]
Salah
satu usaha pembinaan atau pendidikan adalah dengan melakukan pengajaran yakni
pemberian ilmu atau pengetahuan serta kecakapan, akan sangat berhubungan dengan
pendekatan yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dari materi dan dalam
impelementasinya tidak dapat dilepaskan dari metode yang digunakan. Untuk
itulah pentingnya pendekatan dalam pengajaran.
2.
Macam – Macam Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Didalam Pendidikan Islam umumnya dan
PAI khusunya dalam mengajarkan materi PAI untuk mencapai tujuan pembelajaran
digunakan berbagai macam pendekatan. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam pendidikan Islam yakni:
1)
Pendekatan pengalaman
2)
Pendekatan pembiasaan
3)
Pendekatan emosional
4)
Pendekatan rasional
5)
Pendekatan keteladanan
Sementara Armai Arief mengemukakan macam-macam pendekatan
dalam pendidikan Islam yakni:
1)
Pendekatan filosofis
2)
Pendekatan induksi – deduksi
3)
Pendekatan sosio – kultural
4)
Pendekatan fungsional
Dari berbagai
macam pendekatan yang digunakan dalam pendidikan Islam dapat juga diterapkan dalam
pendidikan agama Islam di sekolah. Pendidikan agama Islam itu sendiri merupakan
usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik
untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.[11]
Definisi secara formal dalam kurikulum berbasis
kompetensi tentang pendidikan agama Islam sebagaimana dikutip oleh Abdul Rahman
Shaleh yakni:
Pendidikan agama
Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya: kitab suci Al-Qur’an
dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama dalam
masyarakat sehingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.[12]
Dari
kedua definisi itu dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik dalam upaya menyiapkan siswa
untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam yang
bersumberkan pada Al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pendidikan
agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang meliputi aspek iman, ilmu dan amal,
hal tersebut sebagaimana dikemukan oleh Zakiyah Darajat, berisikan antara lain:
1)
Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk
sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam pelbagai kehidupan
anak yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt,
taat perintah Allah swt dan Rasul-Nya.
2)
Ketaatan kepada Allah swt dan rasul-Nya merupakan
motivasi instrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki
anak.
3) Menumbuh
dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan
serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan
bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam
hubungan dirinya dengan Allah swt, sesama manusia dan alam sekitarnya.[13]
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kesabaran,
karena hasilnya tidak langsung tampak. Namun demikian apabila sikap tersebut
sudah tertanam pada diri siswa maka ketika dewasa kelak di dalam kehidupannya,
siswa akan mengindahkan dan memuliakan agamanya, sehingga mampu menghindari
godaan yang menyimpang dari nilai-nilai agama. Selanjutnya siswa juga dapat
mempunyai keyakinan yang mantap terhadap agamanya dan memiliki akhlak mulia.
Adapun
fungsi pendidikan agama Islam sebagai pengembangan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt serta akhlak mulia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 bagian a
bahwa: “Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia”.[14]
Untuk
mencapai hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:
1)
Membina manusia agar mampu melaksanakan ajaran-ajaran
agama Islam dengan baik dan sempurna sehingga mencerminkan sikap dan tindakan
dalam seluruh kehidupannya.
2)
Mendorong manusia untuk mencapai kebahagian hidup di
dunia dan akhirat.
Macam – macam pendekatan dalam pendidikan Islam dapat
pula digunakan dalam pengajaran Islam secara khusus di sekolah dengan
menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan tujuan yang hendak dicapai
dari materi tersebut. Dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, satu materi
pelajaran agama Islam dapat menggunakan berbagai macam Pendekatan, misalkan
saja dalam mengajarkan fiqih, bisa menggunakan pendekatan pembiasaan,
pendekatan fungsional, dan keteladanan.
Metode
mengajar yang digunakan juga bervariasi, misalkan saja dalam menggunakan
pendekatan pembiasaan, kita bisa memilih metode latihan (drill), metode
pemberian tugas, metode demontrasi dan metode exsperimen.
3.
Pendekatan Fungsional dalam PAI
Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu “dilihat
dari segi fungsi”, yang dimaksud dengan
pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan pendidikan Islam adalah “penyajian
materi pendidikan Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari”.[16]
Sementara Ramayulis menambahkan fungsional adalah usaha memberikan materi agama
menekankan kepada segi kemanfaatan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari,
sesuai dengan tingkat perkembangannya.[17]
Pendidikan Agama Islam yang dipelajari oleh siswa di
sekolah bukanlah hanya sekedar menyentuh aspek kognitif atau mengumpulkan
informasi diotak. tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan siswa, baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pendekatan
funsional dalam Pendidikan Agama Islam adalah pendekatan yang yang mencoba
mengkaji materi pelajaran agama Islam dari segi kemanfaatannya bagi siswa dalam
kehidupan kesehariannya disesuaikan dengan perkembangan siswa itu sendiri.
Karena harus diakui bahwa ajaran agama Islam yang
dibawa oleh Rasulullah saw, tak satu pun yang tak bermanfaat bagi manusia,
Rasulullah saw yang merupakan contoh paling sempurna telah sukses
memperaktekannya, tinggal kita sebagai umatnya yang harus berusaha menjadi
duplikat beliau sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Berdasarkan pada pendekatan ini, materi yang
dipersiapkan untuk disampaikan kepada siswa adalah materi yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tidak
terpisahkannya agama dari kehidupan masyarakat, agama tak akan mungkin dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri diperlukan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara
lain:
1)
Berfungsi edukatif
2)
Berfungsi penyelamat.
3)
Berfungsi sebagai pendamaian.
4)
Berfungsi sebagai
pengawasan sosial (social control)
5)
Berfungsi sebagai pemupuk solidaritas.
6)
Berfungsi transformatif.
7)
Berfungsi kreatif
Dari fungsi-fungsi agama yang telah disebutkan, sudah
seharusnya sekolah mampu mengadopsi fungsi tersebut, untuk kemudian dimasukan
kedalam pengajaran agama Islam, karena pada akhirnya siswa dikembalikan ke
masyarakat. Di masyarakat inilah siswa nantinya mengembangkan segala yang
didapatnya di sekolah.
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat
menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Untuk memudahkan jalan kearah itu
diperlukan Metode mengajar yang serasi.
Metode atau metoda sendiri berasal dari bahasa yunani
yaitu metha dan hodos, metha berarti melalui atau melewati
dan hodos berarti jalan atau cara, dengan demikian metode berati jalan
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.[19]
Metode juga dapat diartikan cara atau teknik tertentu
untuk menyampaikan materi (pesan) yang diperlukan agar tujuan berhasil.[20]
Dengan demikian dapat dikatakan metode merupakan cara,
jalan, atau teknik tertentu untuk menyampaikan materi (pesan) agar tujuan dapat
tercapai. Di dalam pembelajaran metode satu dengan metode yang lain saling
mengisi, tidak ada metode yang dominan, setiap metode memiliki kelemahan dan
keunggulan. Maka diperlukan adanya perpaduan antara satu metode dengan metode
lain dalam mengajar.
Metode berfungsi antara lain untuk:
1)
Memperjelas suatu kondisi atau realita
2)
Menggairahkan dan menarik perhatian
3)
Memberi pengalaman dan penghayatan langsung
4)
Menumbuhkan motivasi dan memperlancar komunikasi
5)
Mengerjakan sendiri dan membahas bersama
6)
Mencari dan menemukan pemecahan masalah
7)
Memudahkan daya ingat menyerap informasi baru
Dalam menetapkan suatu metode perlu diperhatikan juga
faktor yang mempengaruhi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang
harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan sebagai alat dan
cara dalam penyajian bahan pengajaran yaitu:
1)
Tujuan Instruksional Khusus
2)
Keadaan murid-murid
3)
Materi atau bahan pengajaran
4)
Situasi
5)
Fasilitas
6)
Guru
Ada beberapa
metode yang dapat digunakan dalam pengajaran menggunakan pendekatan fungsional
yakni :
a.
Metode latihan
(Drill)
Penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan
“ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan
ulangan hanya sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut.[23]
Pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan
baik selalu akan menghasilakan hal-hal sebagai berikut:
1)
Siswa dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama
makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa akan menjadi lebih teratur dan
lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya berpikir
bertambah.
2)
Pengetahuan siswa bertambah dari berbagai segi dan
siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam.[24]
Dalam menerapkan metode drill harus diperhatikan antara lain:
1)
Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai
membosankan siswa, karena itu waktu yang dilakukan cukup singkat
2)
Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga
latihan itu menarik perhatian siswa, dalam hal ini guru harus menumbuhkan motif
untuk berpikir.
3)
Agar siswa tidak ragu maka siswa lebih dahulu diberikan
pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.[25]
Pada
saat memberikan latihan, guru haruslah siap lebih dahulu, tidak secara
spontanitas saja memberi latihan, sehingga dalam mengevaluasi hasil latihan,
guru dapat melihat segi kemajuan siswa baik yang berupa daya tangkap,
keterampilan dan ketetapan berpikir dari setiap siswa yang diberikan latihan.
b.
Metode Ceramah
Dalam metode ceramah siswa duduk, melihat dan
mendengarkan serta percaya bahwa yang diceramahkan guru itu benar. Teknik
mengajar melalui metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan
paling banyak dilakukan, beberapa kelemahan metode ceramah, yaitu:
1)
Dalam pengajaran yang dilakukan dengan metode ceramah,
perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap murid selalu benar. Guru
tampak aktif sedangkan siswa pasif saja.
2)
Pada metode ceramah ada unsur paksaan, karena guru
berbicara (aktif) sedangkan siswa hanya mendengar, melihat dan mengutip apa
yang dibicarakan guru. Siswa diharuskan mengikuti apa kemauan guru, meskipun
ada siswa yang kritis, namun semua jalan pikiran guru dianggap benar.
3)
Bagi siswa yang tidak paham dan takut mengemukakan
ketidak pahamannya maka akan berakibat siswa yang bersangkutan tetap pada
keadaan tidak mengerti, lebih-lebih jika guru kurang persiapan atau tidak mampu
menyelami jiwa siswanya.[26]
Metode ceramah juga memiliki keuntungan antara lain:
1)
Pengajar lebih mudah mengawasi siswa karena kegitannya
sama (mendengar, mencontoh, dll).
Untuk pembahasan mengenai tauhid atau keimanan metode
ceramah masih sangat relevan, karena
merupakan dokrin yang wajib diyakini tanpa dapat didiskusikan kembali.
c.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar
yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah.
Dengan metode tanya jawab guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa
dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk
menentapkan perkiraan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran
pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Beberapa alternatif dapat terjadi dalam metode tanya
jawab yaitu:
1)
Segi kecepatan menuangkan bahan pelajaran
2)
Dapat terjadi penyimpangan dari pokok persoalan
Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam
metode tanya jawab, terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1)
Pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir
2)
Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan siswa yang
menerima pertanyaan.
3)
Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian
kecuali yang bersifat objektif tes dapat
menggunakan ya atau tidak
4)
Usahakan pertanyaan yang punya jawaban pasti bukan
pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif. [29]
Keuntungan metode Tanya jawab yakni:
1)
Sambutan akan lebih baik daripada metode ceramah
sehingga siswa tidak hanya mendengar atau mencatat
d.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas yakni suatu cara dalam proses
belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya,
kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.[31]
Dengan metode pemberian tugas, pusat kegiatan terdapat
pada siswa, dan mereka diberikan berbagai macam masalah untuk kemudian
menyelesaikannya, menanggapi dan memikirkannya. Dalam metode pemberian tugas,
guru dan siswa harus mengetahui syarat tugas yang diberikan kepada siswa,
yaitu:
1)
Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran
yang telah mereka pelajari, sehingga disamping siswa sanggup mengerjakannya
juga sanggup menghubungkannya dengan pelajaran tertentu.
2)
Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas
yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan
kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
3)
Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang
diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas dasar kesadaran sendiri yang
timbul dari hati sanubarinya.
4)
Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus
dimengerti benar-benar, sehingga siswa tidak ada keraguan dalam
melaksanakananya.
5)
Dengan cara pemberian tugas diharapkan siswa secara
bebas tapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai
kesulitan untuk kemudian ikut mengatasinya. [32]
Kelemahan metode pemberian tugas yakni:
1)
Siswa mungkin meniru pekerjaan teman, tanpa menghayati
pengalaman belajar sendiri.
2)
Tugas mungkin dikerjakan orang lain.
e.
Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada siswa.
Beberapa keuntungan atau kebaikan dalam metode
demonstrasi yaitu:
1)
Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang
dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
2)
Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang
didemontrasikan, jadi proses belajar siswa akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian siswa kepada masalah lain.
3)
Apabila siswa sendiri ikut aktif dalam sesuatu
percobaaan yang bersifat demostratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman
yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.[34]
4.
Contoh Penggunaan Pendekatan Fungsional dalam PAI
Pendekatan fungsional yang dilakukan oleh seorang guru
dalam membelajarkan siswanya, semisalnya pada pelajaran Aqidah, mengenai iman
kepada Qada’ dan Qadar Allah. Guru menjelaskan kemanfaatan dari iman kepada
Qada’ dan Qadar Allah.
Iman kepada Qada’ dan Qadar Allah mempunyai dampak
yang sangat positif bagi diri seseorang, antara lain ialah:
1)
Dapat mendorong seseorang untuk bersikap berani dalam
menegakan keadilan dan kebenaran, dan dalam meninggikan “Kalimat Allah”. Ia
tidak takut dan gentar menghadapi resiko dan bahaya yang mengancamnya. Misalnya
jatuh miskin atau mati sekalipun, karena ia yakin bahwa kematian, rezeki, nasib
dan sebagainya semuanya ditangan Allah, sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur’an surat At-taubat ayat 51:
@è% `©9
!$uZu;ÅÁã wÎ) $tB |=tF2
ª!$# $uZs9 uqèd $uZ9s9öqtB 4 n?tãur «!$# È@2uqtGuù=sù
cqãZÏB÷sßJø9$#
ÇÎÊÈ
Katakanlah, Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami
dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.
2) Dapat menimbulkan ketenangan jiwa dan
pikiran pada diri seseorang. Dan ia tidak akan berputus asa pada waktu ia
menghadapi bencana atau kegagalan dalam usahanya. Ia tetap sabar dan
tawakal. [35]
Contoh lain yakni adalah ketika
mengajarkan masalah iman, dapat diambil beberapa manfaat iman dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia. Adapun beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman
pada kehidupan manusia antara lain:
1)
Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
2)
Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
3)
Iman menanamkan sikap “self helf” dalam
kehidupan
4)
Iman memberikan ketentraman jiwa
5)
Iman mewujudkan kehidupan yang baik
6)
Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
DAFTAR PUSTAKA
ü
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompetensi (konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004)
ü
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan
Pembangaunan Watak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.38.
ü
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan
Pembangaunan Watak Bangsa,..
ü
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), cet. 6
ü
Arif Furqan, Buku Teks PAI pada Perguruan
Tinggi Umum, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam,2002), h.
160 – 163.
ü Armai Arief, Pengantar ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1.
ü
Masjfuk
Zuhdi, Studi Islam Jilid I : Aqidah, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1993), Cet. 3, h. 164.
ü
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam
(Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. 3, h. 57 – 58.
ü
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 5
ü
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam
(Jakarta:Kalam Mulia,1994), cet.2
ü
Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran
dalam Sistem pendidikan nasional Indonesia (Tinjauan Pendidikan Sekolah dan
Pendidikan luar Sekolah), (Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, 2008)
ü
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka,1988), h. 192.
ü
Zakiah Darajat,dkk, Metodik khusus Pengajaran
Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. 3.
ü
Zakiah Darajat,dkk., Metodologi Pengajaran
Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), cet. 2,
ü
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam
(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.5
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar