Rabu, 31 Agustus 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
a.      Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memadu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).[1]
Menurut Arthur J. Jones, et. al, 1970 tentang bimbingan yang dikutip oleh Drs. Dewa Ketut Sukardi, bahwa “bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lainnya dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan bertujuan membantu penerimanya (siswa atau klien) untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.[2]
Perbuatan yang lemah lembut tentu akan berdampak positif, sebaliknya pernuatan yang kasar dan keras tentu akan dijauhi oleh orang-orang sekelilingnya.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al- Imran ayat 159:[3]
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Al-Imran: 159)

Ayat di atas sudah cukup jelas menerangkan bahwa sebuah bimbingan tidak harus dilaksanakan dengan paksaan atau kekerasan, melainkan dengan lemah lembut, penuh penghayatan, dan pendekatan kemanusiaan, yang pada akhirnya tumbuh kesadaran dan tanggung jawab pada diri klien.
Definisi bimbingan dalam proses pendidikan, menurut Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bahwa bimbingan dalam proses pendidikan adalah proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar tentang dirinya pribadi dan dunia sekitarnya, dan dapat mengambil keputusan untuk melangkah lebih maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.[4]
Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh Mortensen dan Schmuller, 1976 yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, “Bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu meyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokratis”[5]
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa agar siswa mampu membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, serta siswa dapat mengenal, memahami, menerima dirinya sendiri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang bermakna baik secara personal maupun sosial dalam pengembangan dirinya secara optimal.

b.      Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo- Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyimpulkan”.
Konseling menurut Tolbert, 1959 yaitu “bahwa konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar”. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.[6]
Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantu di sini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.
Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.
Khusus di sekolah, Boy dan Pine (Depdikbud, 1983: 14) menyatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri. Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbulah pada diri siswa reorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya.[7]
Islam pun memandang pentingnya sebuah konseling di dalam kehidupan manusia seperti yang difirmankan Allah SWT, dalam surat Yunus, ayat 57-58 :
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ   ö@è% È@ôÒxÿÎ/ «!$# ¾ÏmÏFuH÷qtÎ/ur y7Ï9ºxÎ7sù (#qãmtøÿuù=sù uqèd ׎öyz $£JÏiB tbqãèyJøgs ÇÎÑÈ  
Artinya:     Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".[8]( Q.S. Yunus: 57-58)

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bimbingan dan konseling secara umum adalah proses pemberian tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada klien atau konseli secara sistematis melalui pertemuan tatap muka diantara keduanya, yang dimaksudkan agar konseli dapat mengembangkan kemampuan atau kecakapan dalam melihat dan menemukan masalah yang dialami serta dapat memecahkan masalahnya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya serta dapat menyesuaikan diri terhadap tuntunan hidup.
Bimbingan dan konseling selalu berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh kondisi psikis seseorang terhadap penyesuaian dirinya di rumah atau di sekolah, serta kaitannya dengan kontak sosial ataupun pekerjaan.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>


[1] Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h. 5
[2] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), cet. 1, h. 8
[3] Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponogoro, 2006), cet. 2, h. 103
[4] Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet. 1, h. 6
[5] Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 94
[6]  Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h. 99-101
[7] Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 1, h.9
[8] Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponogoro, 2006), cet. 2, h. 215
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET