Media Pendidikan
1. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan[1]. Untuk lebih jelas,
berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat pakar pendidikan
tentang pengetian media pendidikan. Diantaranya:
Pendapat Marshall McLuhan
yang di kutip oleh Oemar Hamalik. Ia
berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung
dengan dia[2].
Dalam buku Media Pendidikan;
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Arief S. Mengutip beberapa
pendapat pakar pendidikan tentang pengertian media pendidikan, yaitu:
a. Asosiasi Teknologi dan Komonikasi
Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT)
di Amerika Serikat, menyatakan media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
b.
|
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
c. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
d. Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education Association/NEA), dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun Audio-visual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat di manipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca[3].
Pendapat lain merumuskan media
dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran
hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses
pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya
meliputi media komonikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencangkup
alat-alat sederhana, sperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru,
objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah[4].
Dari berbagai pengertian media
diatas, dapat diketahui bahwasanya ada persamaan-persamaan diantaranya yaitu
bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2. Pola Media Pendidikan
Menurut Oemar Hamalik, secara
menyeluruh polan media pendidikan terdiri atas:
1. Bahan-bahan cetakan atau bacaan (suplementary materials). Berupa bahan
bacaan seperti: buku, komik, koran, majalah, buletin, folder, periodikal
(berkala), pamflet, dan lain-lain. Bahan-bahan ini lebih mengutamakan membaca
atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual
2. Alat-alat Audio-visual. Alat-alat yang tergolong dalam kategori
ini, terdiri atas:
a. Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti papan tulis, papan tempel, papan
panel, bagam, diagram, grafik, poster, kartun, komik, gambar
b. Media pendidikan tiga dimensi, Alat alat yang tergolong ke dalam
katagori ini, terdiri model, benda asli, contoh, benda tiruan, diaroma, boneka,
topeng, ritatun, rotatun, standar lembar balik, peta, globe, pameran, dan
museum sekolah
c. Media pendidikan yang menggunakan teknik
atau masinal. Alat-alat yang tergolong kedalam kategori ini antara lain, slide
dan film strip, film rekaman, radio, televisi, laboratorium elektronik,
perkakas otoinstruktif, ruangan kelas otomatis, sistem interkomunikasi, dan
komputer
3. Sumber-sumber masyarakat. Berupa objek-objek, peninggalan sejarah,
dokumentasi, bahan-bahan, masalah, dan sebagainya, dari berbagai bidang
meliputi daerah, penduduk, sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian,
industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, dan politik, dan
lain-lain. Untuk mempelajari hal tersebut diperlukan berbagai metode, yakni,
karyawisata, manusia sumber, survei, berkemah, pengambilan sosial, kerja
pengalaman, dan lain-lain.
4. Kumpulan benda-benda (material
collections). Berupa
benda-benda atau barang-barang yang di bawa dari masyarakat ke sekolah untuk di
pelajari, seperti: potongan kaca, potongan sendok, daun, benih, bahan kimia,
dan lain-lain
5. contoh-contoh kelakuan yang di contohkan
oleh guru. Meliputi
contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru sewaktu mengajar, misalnya,
dengan tangan, dengan kaki, gerakan badan, mimik dan lain-lain. Peragaan yang
tergolong seperti ini tidak mungkin kita sebutkan satu persatu karena banyak
macamnyadan sangat bergantung pada kreasi dan inisiatif pribadi guru sendiri.
Tetapi pada pokoknya jenis media ini hanya dapat dilihat, didengar, ditiru,
oleh siswa[5]
3. Klasifikasi Media Pendidikan
Ahmad Rohani, dalam buku Media
Instruksional Edukatif, memberikan klasifikasi media pendidikan kedalam 11
jenis, yaitu:
1. Berdasarkan indra yang digunakan: media
audio, media visual, median audio visual
2. Berdasarkan jenis pesan, yaitu: media
cetak, Media non cetak, Media grafis, Media non grafis
3. Berdasarkan sasarannya, yaitu: Media
jangkauaun terbatas (tape), media jangkauan luas (radio, pers)
4. Berdasarkan penggunaan tanaga listrik
(elektronik), yaitu: media elektronika, media non elektronika
5. Media asli dan tiruan, yaitu spesimen
meliputi: makhluk hidup dan benda tak hidup
6. Media grafis, yaitu semua media yang
mengandung grafis (tulisan/gambar)
7. Media bentuk papan, yaitumerupakan media
yang menggunakan benda berupa sebagai sarana komonikasi. Seperti: media papan
tulis, papan tempel/pengumuman, media papan famplet, dan lain-lain.
8. Media yang disorotkan (projectable
aids) atau alat pandang (visual aids), yaitu media yang dimanfaatkan
setelah diproyeksikan, seperti: slide, film strip, movie.
9. Media yang dapat di dengar, seperti kaser
audio, radio.
10. Media pandang dengar, yaitu media yang
dapat didengar sekaligus dapat dilihat, seperti audio, televisi.
11. Media bahan-bahan cetak (printed
material media), seperti buku, majalah, koran, dan sebagainya[6].
4. Manfaat Media Pendidikan
Menurut Encyclopedia of
Education Research, nilai atau manfaat media pendidikan sebagi berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk
berfikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisne”
2. Memperbesar perhatian para siswa
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
kontinou, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup
6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan
demikian membantu perkembangan kemampuan bahasa
7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang
tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi
yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar[7]
5. Tujuan Media Pendidikan
Media pendidikan merupakan
sebagai suatu media komonilkasi guru dan siswa dalam pengajaran, sudah tentu
sangat erat pertaliannya dengan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
jelas bahwa tujuan belajar mengajar sangat penting bagi media pendidikan, dalam
hal:
- Tujuan
pengajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh media pendidikan
- Tujuan
pengajaran menentukan alat/media pendidikan apa yang akan digunakan
- Tujuan
pengajaran menentukan metode media pendidikan apa yang akan diguankana
oleh guru dalam membimbing kegiatan belajar sisiwa
- Tujuan
pengajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaan media
pendidikan
- Tujuan
pendidikan menentukan arah dan kebijaksanaan yang ditempuh dalam
administrasi media pendidikan di sekolah[8].
Dari pernyataan tersebut,
dapat dikatakan bahwasanya media pendidikan sebagai wasilah agar tercapainya
tujuan pendidikan karena merupakan sesuatu yang integran dalam tujuan
pendidikan. Maka tujaun media pendidikan adalah menciptakan tercapainya tujuan
pendidikan.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
[1] Arief S.
Sadiman, Dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya
,(Jakarta: PT. Raja Grafindo), h. 6.
[2] Oemar
Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), cet. VII, h.201.
[4] Oemar
Hamalik, Perencanaan Pengajaran…, h.202
0 komentar:
Posting Komentar