Sabtu, 25 Juni 2016

PENDIDIKAN ISLAM KLASIK DAN KONSEP PERKEMBANGANNYA

PENDIDIKAN ISLAM KLASIK DAN KONSEP PERKEMBANGANNYA
A.    Pendidikan Islam Dimasa Nabi
Pendidikan pada masa Nabi Muhammad merupakan prototipe yang terus menerus dikembangkan umat islam untuk kepentingan pada zamannya. Nabi Muhammad melakukan pendidikan islam setelah mendapat per intah dari Allah sebagai mana termaktub dalam surat Al-Mudasir ayat 1-7 menyeru yang berarti mengajak dan mengajak yang berarti mendidik. Pada masa awal pendidikan islam saja pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara dan pendidikan formal baru muncul baru belakangan yakni dengan kebangkitan madrasah. Pendidikan islam dimasa awal merupakan salah satu bidang kebudayaan islam yang masih banyak belum diketahui sampai sekarang. Permulaan pendidikan islam bisa ditemukan di mekkah pada zaman rasulullah. Nabi Muhammad menyiarkan konsep perubahan radikal hubungan dan sikap bangsa Arab yang menjadi masa depan saat ini perubahan itu sejalan dengan ajaran islam yang memerlukan kreatifitas baru secara kelembagaan untuk meneruskan kelangsungan dan perkembangan agama islam.
Pada masa ini pendidikan diartikan sebagai pembudayaan ajaran islam yaitu memasukkan ajaran-ajaran islam dan menjadikan sebagai unsure budaya bangsa Arab dan menyatu kedalamnya. Dengan pembudayaan ajaran islam kedalam system dan lingkungan budaya islam dalam lingkungan budaya bangsa Arab. Dalam proses pembudayaan ajaran islam kedalam linggkunagan kebudayaan bangsa Arab berlangsung dengan beberapa cara. Ada kalanya islam mendatangi suatu ajaran yang bersifat memperkaya dan melengkapi unsure budaya yang telah ada dengan menambah yang baru. Adakalanya islam mendatangkan ajaran yang sifatnya bertentangan sama sekali dengan unsure budaya yang telah ada sebelumnya yang sudah menjadi adat istiadat. Ada kalanya islam mendatangkan ajarannya bersifat meluruskan kembali nilsi-nilai yang sudah ada yang pr akteknya sudah menyimpang dari ajaran aslinya. Unsur-unsur budaya yang telah ada dan tidak bertentangan dengan ajaran islam pada umumnya di biarkan tetap berlaku dan berkembang dengan mendatangkan pengarahan sepenuhnya. Untuk mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat atau umat secara keseluruhan. Adakalanya islam mendatangkan ajaran atau unsure budaya baru sebelumnya belum ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan budayanya.

B.     Pendidikan Islam Dimasa Khulafaurrasyidin
Sejarh menjelaskan kepada kita bahwa pendidikan khususnya pada Rasulullah dan para sahabat bukan merupakan frofesi atau pekerjaan untuk menghasilkan uang atau sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupannya melainkan ia mengajar karena penggilan agama yaitu sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengharapkan keridhoannya menghidupkan agama mengembankan seruannya dan mengganti peranan Rasulullah SAW dalam memperbaiki umat[1]
Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat sekaligus mulia. Dikatakan berat karena guru mengemban kepercayaan (amanat) yang diberikan oleh masyarakan guna melaksanakan fungsi pendidikan. Pemberian amanat masyarakat tersebut tidak hanya berorientasi pada transformasi ilmu pengetahuan (menghafal beberapa materi pelajaran) tetapi juga sebagai Murabbi dan sebagai Dinamisator Masyarakat sebagai Murabbi ia bertanggung jawab memantau perkembangan kepribadian si anak dari segala dimensinya sedangkan sebagai Dinamisator Masyarakat ia bertanggung jawab memberikan pelayanan baik membangkitkan mereka dan mengangkat derajat mereka ke arah yang lebih baik[2].
Setelah Rasulullah wafat maka pemerinyahan islam dipegang secara berganti oleh Abubakar Umar bin Khattab Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Pada masa Abubakar pada awal pemerintahan digoncang oleh pemberontakan dari orang-orang murtad orang-orang yang mengaku nabi dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Oleh karena itu beliau memusatkan perhatiannya untuk memerangi pemberontakan yang dapat mengacaukan keamanan dan dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari islam.
Pada masa kholifah Umar bin Khottob situasi politik dala keadaan stabil. Dengan meluasnya wilayah islam sampai keluar jazirah Arab karena bangsa-bangsa tersebut memiliki alat dan kebudayaan yang berbeda dengan islam maka dipikirnya pendidikan islam didaerah-daerah tersebut. Oleh karena itu Umar memerintahkan panglima-panglima apabila telah menguasai daerah hendaknya mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Untuk keperluan khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru setiap daerah yang ditaklukkan untuk bertugas mengajarkan isi Al-qur’an dan ajaran islam kepada penduduk yang baru masuk islam.
Pada masa ini juga sudah terdapat pengajaran bahasa Arab. Dengan dikuasainya wilayah baru oleh islam menyebabkan keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai pengantar di wilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk islam dari daerah-daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab jika ingin belajar dan medalami ajaran islam.
Pada masa kholifah Usman kedudukan peradaban islam tidak jauh berbeda demikian juga pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diberi kelonggaran dan meninggalkan madinah untuk mengajar ilmu-ilmu yang dimiliki. Dengan tersebarnya sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat islam untuk belajar islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu-ilmu islam di daerah mereka sendiri atau daerah terdekat.
Pada masa Ali pada masa awal kekuasaan selalu diselimuti oleh pemberontakan hingga kholifah mati terbunuh. Pada masa awal kekuasaannya sudah digoncang dengan peperangan olerh Aisyah (istri Rosul) beserta Tholhah dan Abdullah bin Zubair yang disebut Perang Jamal (Unta) karena Aisyah menunggang unta. Datang juga pemberontakan dari Muawiyah yang pada saat itu sebagai gubernur di Damaskus yang ingin menggulingkan Ali maka terjadilah perang Shiffin. Tentara Ali sudah hampir dapat mengalahkan tentara Muawiyah akhirnya Muawiyah mengambil siasat untuk mengambil Tahkim penyelesaian dengan adil dan damai. Sebagian tentara Ali menentang keputusan dengan cara Tahkim sehingga meninggalkan Ali dan membentuk kelompok sendiri dengan nama Khawarij. Golongan ini selalu merongrong kewibawaan Ali sampai akhirnya Ali matiu terbunuh seperti yang dialami oleh Usman.
Pada masa ini pendidikan islam adalah pembudayaan ajaran agama islam ke dalam linglungan budaya bangsa-bangsa disekitar jazirah Arab yang berlangsung bersamaan dan mengikuti perkembangan wilayah kekuasaan islam. Proses pengembangan pendidikan islam pada masa ini sebagian besar memang diwarnai oleh pengajaran atau Al-qur’an dan Sun-nah kedalam lingkungan dan budaya secara luas pula. Para kholifarrasyidin dan sahabat adalah pelaku utama dalam proses pendidikan islam masa ini yang kemudian digantikan oleh para tabiin. Namun demikian pada masa keempat khoifah (Kholifaurrasyidin) belum berkembang sebagaimana masa-masa sesudahnya. Begitu pula dalam hal pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa nabi Muhammad SAW yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran islam terhadap perluasan wilayah islam dan terjadinya pergolakan politik khususnya dimasa Ali bin Abi Tholib.

C.    Perkembangan Pendidikan Islam Dimasa Muawiyah Abbasiyah Dan Kholifahan Selanjutnya
 Dengan berakhirnya masa Khulafaurrasyidin maka mulailah kekuasaan Bani Umayah. Selama pemerintahan Muawayah daerah kekuasan islam meluas sampai lohere di Pakistan. Perhatian kholifah diarahkan ke Bizantium di wilayah utara dan barat. Pasukan Umayah mencapai 1700 kapal perang membuat Muawiyah dapat menundukkan banyak pulau diantaranya ialah Rhodes dan pulau yang lain di Yunani. Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban Abbasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa Kholifah Al-Mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan Harun Al-Rasyid yang diteruskan oleh putranya Al-Makmun.
Masa kejayaan ini di tandai dengan berkembang pesatnya kebudayaan islam secara mandiri. Dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan islam madrasah-madrasah dan universitas-universitas yang merupakan pusat-pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Pada masa ini pendidikan islam berkembang sebagai akibat dari dan merupakan jawaban terhadap tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan dan kemajuan-kemajuan budaya islam sendiri yang berlangsung sangat cepat. Tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam dengan cepat dan secara merupakan cirri pendidikan islam masa ini. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal memang merupakan perpaduan unsure-unsur pembawaan ajaran islam sendiri dengan unsure-unsur yangberasal dari luar yaitu dari unsure budaya Persia Yunani Romawi India dan sebagainya kemudian dalam perkembangannya potensi atau pembawaan islam tidak merasa cukup hanya menerima saja unsure dari budaya luar kemudian mengembangkannya lebih jauh. Sehingga kemudian warna dan unsure-unsur islamnya nampak lebih dominan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang dicapai pada masa ini bukan hanya dalam ilmu-ilmu pengetahuan keagamaan saja. Tetapi juga dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan pada umumnya.


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
     crossorigin="anonymous"></script>




[1] Prof. Dr.. Suwito MA dan Fauzan MA “Sejarah Pendidikan Islam”. Hal 3
[2] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A. “Sejarah Pendidikan Islam”. Hal 141
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MAHSUN DOT NET