A.
Pendidikan Islam Dimasa Nabi
Pendidikan pada masa Nabi
Muhammad merupakan prototipe yang terus menerus dikembangkan umat islam untuk
kepentingan pada zamannya. Nabi Muhammad melakukan pendidikan islam setelah
mendapat per intah dari Allah sebagai mana termaktub dalam surat Al-Mudasir ayat
1-7 menyeru yang berarti mengajak dan mengajak yang berarti mendidik. Pada masa
awal pendidikan islam saja pendidikan formal yang sistematis belum
terselenggara dan pendidikan formal baru muncul baru belakangan yakni dengan
kebangkitan madrasah. Pendidikan islam dimasa awal merupakan salah satu bidang
kebudayaan islam yang masih banyak belum diketahui sampai sekarang. Permulaan
pendidikan islam bisa ditemukan di mekkah pada zaman rasulullah. Nabi Muhammad
menyiarkan konsep perubahan radikal hubungan dan sikap bangsa Arab yang menjadi
masa depan saat ini perubahan itu sejalan dengan ajaran islam yang memerlukan
kreatifitas baru secara kelembagaan untuk meneruskan kelangsungan dan
perkembangan agama islam.
Pada masa ini pendidikan
diartikan sebagai pembudayaan ajaran islam yaitu memasukkan ajaran-ajaran islam
dan menjadikan sebagai unsure budaya bangsa Arab dan menyatu kedalamnya. Dengan
pembudayaan ajaran islam kedalam system dan lingkungan budaya islam dalam
lingkungan budaya bangsa Arab. Dalam proses pembudayaan ajaran islam kedalam
linggkunagan kebudayaan bangsa Arab berlangsung dengan beberapa cara. Ada
kalanya islam mendatangi suatu ajaran yang bersifat memperkaya dan melengkapi
unsure budaya yang telah ada dengan menambah yang baru. Adakalanya islam mendatangkan
ajaran yang sifatnya bertentangan sama sekali dengan unsure budaya yang telah
ada sebelumnya yang sudah menjadi adat istiadat. Ada kalanya islam mendatangkan
ajarannya bersifat meluruskan kembali nilsi-nilai yang sudah ada yang pr
akteknya sudah menyimpang dari ajaran aslinya. Unsur-unsur budaya yang telah
ada dan tidak bertentangan dengan ajaran islam pada umumnya di biarkan tetap
berlaku dan berkembang dengan mendatangkan pengarahan sepenuhnya. Untuk
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat atau umat secara
keseluruhan. Adakalanya islam mendatangkan ajaran atau unsure budaya baru
sebelumnya belum ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perkembangan budayanya.
B.
Pendidikan Islam Dimasa Khulafaurrasyidin
Sejarh menjelaskan kepada
kita bahwa pendidikan khususnya pada Rasulullah dan para sahabat bukan
merupakan frofesi atau pekerjaan untuk menghasilkan uang atau sesuatu yang
dibutuhkan bagi kehidupannya melainkan ia mengajar karena penggilan agama yaitu
sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengharapkan keridhoannya
menghidupkan agama mengembankan seruannya dan mengganti peranan Rasulullah SAW
dalam memperbaiki umat[1]
Seorang guru mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang berat sekaligus mulia. Dikatakan berat karena guru
mengemban kepercayaan (amanat) yang diberikan oleh masyarakan guna melaksanakan
fungsi pendidikan. Pemberian amanat masyarakat tersebut tidak hanya berorientasi
pada transformasi ilmu pengetahuan (menghafal beberapa materi pelajaran) tetapi
juga sebagai Murabbi dan sebagai Dinamisator Masyarakat sebagai Murabbi
ia bertanggung jawab memantau perkembangan kepribadian si anak dari segala
dimensinya sedangkan sebagai Dinamisator Masyarakat ia bertanggung jawab
memberikan pelayanan baik membangkitkan mereka dan mengangkat derajat mereka ke
arah yang lebih baik[2].
Setelah Rasulullah wafat maka
pemerinyahan islam dipegang secara berganti oleh Abubakar Umar bin Khattab
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Pada masa Abubakar pada awal
pemerintahan digoncang oleh pemberontakan dari orang-orang murtad orang-orang
yang mengaku nabi dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Oleh karena
itu beliau memusatkan perhatiannya untuk memerangi pemberontakan yang dapat
mengacaukan keamanan dan dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah
imannya untuk menyimpang dari islam.
Pada masa kholifah Umar bin
Khottob situasi politik dala keadaan stabil. Dengan meluasnya wilayah islam
sampai keluar jazirah Arab karena bangsa-bangsa tersebut memiliki alat dan
kebudayaan yang berbeda dengan islam maka dipikirnya pendidikan islam
didaerah-daerah tersebut. Oleh karena itu Umar memerintahkan panglima-panglima
apabila telah menguasai daerah hendaknya mendirikan masjid sebagai tempat
ibadah dan pendidikan. Untuk keperluan khususnya dalam kaitannya dengan
pendidikan Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru setiap daerah yang
ditaklukkan untuk bertugas mengajarkan isi Al-qur’an dan ajaran islam kepada
penduduk yang baru masuk islam.
Pada masa ini juga sudah
terdapat pengajaran bahasa Arab. Dengan dikuasainya wilayah baru oleh islam
menyebabkan keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai pengantar di
wilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk islam dari daerah-daerah
yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab jika ingin belajar dan medalami
ajaran islam.
Pada masa kholifah Usman
kedudukan peradaban islam tidak jauh berbeda demikian juga pendidikan islam
tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diberi kelonggaran dan
meninggalkan madinah untuk mengajar ilmu-ilmu yang dimiliki. Dengan tersebarnya
sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat islam untuk belajar
islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu-ilmu islam di daerah mereka
sendiri atau daerah terdekat.
Pada masa Ali pada masa awal
kekuasaan selalu diselimuti oleh pemberontakan hingga kholifah mati terbunuh.
Pada masa awal kekuasaannya sudah digoncang dengan peperangan olerh Aisyah
(istri Rosul) beserta Tholhah dan Abdullah bin Zubair yang disebut Perang
Jamal (Unta) karena Aisyah menunggang unta. Datang juga pemberontakan dari
Muawiyah yang pada saat itu sebagai gubernur di Damaskus yang ingin
menggulingkan Ali maka terjadilah perang Shiffin. Tentara Ali sudah hampir
dapat mengalahkan tentara Muawiyah akhirnya Muawiyah mengambil siasat untuk
mengambil Tahkim penyelesaian dengan adil dan damai. Sebagian tentara
Ali menentang keputusan dengan cara Tahkim sehingga meninggalkan Ali dan
membentuk kelompok sendiri dengan nama Khawarij. Golongan ini selalu merongrong
kewibawaan Ali sampai akhirnya Ali matiu terbunuh seperti yang dialami oleh
Usman.
Pada masa ini pendidikan
islam adalah pembudayaan ajaran agama islam ke dalam linglungan budaya
bangsa-bangsa disekitar jazirah Arab yang berlangsung bersamaan dan mengikuti
perkembangan wilayah kekuasaan islam. Proses pengembangan pendidikan islam pada
masa ini sebagian besar memang diwarnai oleh pengajaran atau Al-qur’an dan
Sun-nah kedalam lingkungan dan budaya secara luas pula. Para kholifarrasyidin
dan sahabat adalah pelaku utama dalam proses pendidikan islam masa ini yang
kemudian digantikan oleh para tabiin. Namun demikian pada masa keempat khoifah
(Kholifaurrasyidin) belum berkembang sebagaimana masa-masa sesudahnya. Begitu
pula dalam hal pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa nabi Muhammad
SAW yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran islam terhadap
perluasan wilayah islam dan terjadinya pergolakan politik khususnya dimasa Ali
bin Abi Tholib.
C.
Perkembangan Pendidikan Islam Dimasa Muawiyah Abbasiyah Dan
Kholifahan Selanjutnya
Dengan berakhirnya masa Khulafaurrasyidin maka
mulailah kekuasaan Bani Umayah. Selama pemerintahan Muawayah daerah kekuasan
islam meluas sampai lohere di Pakistan. Perhatian kholifah diarahkan ke
Bizantium di wilayah utara dan barat. Pasukan Umayah mencapai 1700 kapal perang
membuat Muawiyah dapat menundukkan banyak pulau diantaranya ialah Rhodes dan
pulau yang lain di Yunani. Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban Abbasiyah
mencapai kejayaan terutama pada masa Kholifah Al-Mahdi dan puncak
popularitasnya baru setelah pemerintahan Harun Al-Rasyid yang diteruskan oleh
putranya Al-Makmun.
Masa kejayaan ini di tandai dengan
berkembang pesatnya kebudayaan islam secara mandiri. Dengan berkembang luasnya
lembaga-lembaga pendidikan islam madrasah-madrasah dan universitas-universitas
yang merupakan pusat-pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.
Pada masa ini pendidikan islam berkembang sebagai akibat dari dan merupakan
jawaban terhadap tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan dan
kemajuan-kemajuan budaya islam sendiri yang berlangsung sangat cepat. Tumbuh
dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam dengan cepat dan secara
merupakan cirri pendidikan islam masa ini. Pertumbuhan dan perkembangan pada
tahap awal memang merupakan perpaduan unsure-unsur pembawaan ajaran islam
sendiri dengan unsure-unsur yangberasal dari luar yaitu dari unsure budaya
Persia Yunani Romawi India dan sebagainya kemudian dalam perkembangannya
potensi atau pembawaan islam tidak merasa cukup hanya menerima saja unsure dari
budaya luar kemudian mengembangkannya lebih jauh. Sehingga kemudian warna dan
unsure-unsur islamnya nampak lebih dominan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang dicapai pada masa
ini bukan hanya dalam ilmu-ilmu pengetahuan keagamaan saja. Tetapi juga dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan pada umumnya.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar