|
|
maksiat dan
berbuat keji. Ia mencari desa yang tentram, nyaman dan jauh dari perbuatan maksiat
dan keji.
Ketika dalam
perjalanan Anisa bertemu dengan “Rahma”. Rahma adalah teman Anisa yang rumahnya
tidak begitu jauh dari rumah Anisa. dan percakapanpun berlangsung.
Anisa : “As’salamualaikum…Rahma…!!!
Rahma : “Wa’alaikumsalam warohmatullahi
wabarokatuh…Anisa….”. Rahma menjawab
salam dengan sayup-sayup.
Rahma : Anisa
kamu mau kemana..!!! rapi banget… dan apa yang kamu bawa di tas kamu itu!!!
Anisa : “Aku
membawa pakaian ku… kamu sendiri mau kemana Rahma… ko… bawa tas juga.!!! dan
apa isi dalam tas kamu itu?
Rahma :
“Seperti yang kamu bilang Anisa…Aku membawa pakaian ku juga!!!
“Apakah
kamu di usir oleh orang tua mu…!!!
Perbincangan
terus berlangsung dan Anisa menceritakan kepada Rahma perihal sebab yang
membuat Anisa pergi dari rumahnya, begitu pula sebaliknya. Rahma pun demikian
pergi dari rumah dengan sebab yang sama dengan Anisa.
Rahma dan Anisa pergi
dari desanya, dan mereka berjalan menelusuri jalan-jalan yang ramai dengan
praktik maksiat. Di pertigaan jalan, mereka bertemu dengan sekumpulan pemuda
yang sedang berjudi dan mabuk-mabukan. dan terjadi pertikaian.
Pejudi :
“heee...Neng..!!! berdua’an aja nih…emangnya mau kemana. pake bawa tas…Pejudi
itu bertanya dengan tidak sopan sambil mabuk……
Anisa : “Kami mau pergi Bang..!!! meninggalkan desa
ini yang sudah penuh dengan kemaksiatan. karena kami takut Allah murka dan akan
menurunkan azab di desa ini. Anisa menjawab dengan penuh ketakutan.
Pejudi :
“Sialan lo..pada… lo bilang Allah akan memberiak azab di desa ini….Hakkkkk…..
Anisa :
“Rahma, Rahma….!!! Ayo kita kabur!!!.....sebelum panjang urusannya.
Dengan
tergesa-gesa Anisa dan Rahma lari dan menjauh dari pejudi itu.
Di
Musholla At-Taqwa
Sesampainya di
suatu pedesaan. Anisa dan Rahma melihat
seorang wanita yang sedang di usir oleh penduduk desa tersebut.
Rahma : “Anisa kasihan sekali yah….wanita itu di
usir oleh warga.
Anisa : “Ia Rahma, aku merasa kasihan sekali
melihalnya….aku tidak tega….sepertinya mau menangis.
Rahma dan Anisa
langsung menolong wanita yang sedang diperlakukan kasar oleh penduduk desa
tersebut.
Rahma :
“Pak,Pak,Pak…jangan seperti itu memperlakukan wanita…!!! Dia sudah tak
berdaya…. berkata Rahma kepada warga denga penuh tegas!
“Kalian
siapa…!!! Cepat…kamu pergi…dan jangan pernah kembali lagi ke desa ini, karena
kamu telah mengotori desa ini dengan perbuatan keji kamu itu. Berkata kasar
Warga kepada wanita itu.
Rahma dan Anisa
mengajak wanita itu untuk meninggalkan kerumunan orang banyak.
Rahma : “M’ba…
siapa namanya? dan kenapa M’ba di usir oleh warga. Perkenalkan nama saya
“Rahma” dan dia “Anisa”. Rahma bertanya sambil memperkenalkan dirinya dengan
penuh sopan santun.
“Namaku “Zahwa”.
aku diusir warga dengan tuduhan telah berbuat zina, karena ada seorang wanita
yang tidak suka dengan pekerjaanku mengarkan anak-anak mereka mengaji Al-qur’an
sehingga wanita itu menjebak aku sampai aku seperti ini…. jawab wanita tersebut
dengan suara yang tertatih-tatih.
Anisa : “Dasar biadab warga itu….!!!!
Rahma : “Anisa Istigfar….!!! ucapan kamu tidak
baik.
Anisa : “Astagfirullahal Adzim…. Anisa terima kasih
kamu telah mengingatkan aku kepada
Allah…
Rahma : “Kita
berdo’a saja… “Semoga warga itu mendapat hidayah dari Allah dan menyadari,
bahwa perbuatan menuduh orang berbuat zina itu tidak di ridhoi Allah….
Anisa dan Nazwa
: “Aamiiiinnn…..
Rahma : “Nazwa, tadi aku melihat ada musholla di pinggir
jalan sana, lebih baik kita istirahat
dan makan disana sambil menunggu waktu sholat Ashar. berkata Rahma sambil munuduhkan tangannya ke arah jalan yang ia
katakan itu.
Adzan Asharpun
berkumandang dengan syahdu seelok merdunya
terdengar di telinga. dan mereka sholat Ashar berjamaah.
“Nazwa setelah
ini kamu mau kemana…!!!. sahut Anisa.
Nazwa : “Aku
tidak tahu mau kemana, karena aku sudah tidak punya orang tua dan saudara di
dunia ini. dan aku tidak mau kembali lagi ke desa itu karena aku tahu waga di
sana jahat kepadaku, lagipula aku sudah tidak di terima lagi di desa itu, warga
disana selalu berbuat maksiat kepada Allah.
Anisa :
“Nazwa…. bagaimana kalau kamu ikut dengan kami?…
Nazwa :
“Terima kasih….senang sekali aku dapat mengenal kalian, seperti bertemu dengan
malaikat.
Hari semakin
sore, akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal sementara di musholla At-Taqwa
dan mereka meminta izin dengan pengurus musholla.
Seusai sholat
Isya, mereka bercerita kepada pengurus mushoalla tersebut tentang keadaan
mereka sekarang ini. perbincangan terus berlangsung sampai datang waktu
istirahat tidur.
Di tengah malam,
mereka bangun untuk sholat tahajjud. mereka bertiga berdoa agar diberi petunjuk
untuk mencari kedamaian di dunia dan akhirat.
Suara lantunan
azan yang merdu, memanggil mereka untuk bangun, dan sholat Shubuh berjama’ah.
Setlah itu merekapun pamitan kepada pengurus musholla untuk berjalan kembali
menelusuri pedesaan.
Ketika mereka
sedang berjalan, mereka menelusuri jalan, mereka mendengar ada suara orang
meminta tolong-tolong.
Nazwa : “Anisa,
Rahma. kalian mendengar tidak, sepertinya ada suara wanita yang minta tolong….
Anisa :
“Iya…!!! mendengarnya….
Rahma : “Aku
juga mendebagranya…!!!
Mereka langsung
mencari sumber suara itu, suara itu tiba-tiba berhenti di suatu rumah, dan Merekapun
langsung menghampiri rumah itu, dan Mereka melihat seeorang wanita yang sedang
dipukuli suaminya.
“Dasar…!!!
wanita pembawa sial. aku tidak sudi mempunyai istri yang tidak patuh
perintahku….!!!. dengan kata-kata kasar laki-laki itu memarahi istrunya.
Dan suaminya
langsung berlari keluar…selepas laki-laki itu pergi. Anisa, Rahma dan Nazwa
menghampiri wanita itu.
“Kalian siapa?
Sialahkan masuk….Wanita itu langsung menyuruh masuk dan Mereka memperkenalkan
diri.
Nazwa : “Maaf
Ibu…. kalau kami tidak sopan tadi melihat Ibu bertengkar dengan Suami Ibu. Nama
saya Nazwa, dan ini teman saya dua orang namanya Anisa dan Rahma. Kalau ibu
siapa? dan kenapa tadi Ibu bertengkar dengan suami Ibu…!!!
“Namaku Zahra, aku hampir saja ingin dibunuh oleh
suamiku…untungnya ada kalian. Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap Suamiku….
Aku dilarang untuk ibadah kepada Allah SWT. oleh suamiku, dan juga dilarang
untuk mengenakan jilbab.
Keadaan seperti
ini memaksa Zahra untuk pergi dari rumah, dan memutuskan untuk pergi bersama
Anisa, Rahma dan Zahwa.
Mereka langsung
berjalan keluar desa tersebut. Anisa, Rahma, Zahwa dan Zahra bertekad untuk
mencari desa yang tentram, damai, dan jauh dari maksiat dengan kebahagian di dunia
dan akhirat.
Mereka pantas
disebut wanita soleha yang berpegang teguh kepada agama Allah karena mereka
tidak ingin agamanya dilecehkan, diremehkan, dan mereka sangat tidak suka
apabila ada orang melakukan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. sehingga Mereka
semua pergi dan terus berjalan menelusuri pedesaan.
Ketika di suatu pedesaan….
Nak….!!! aku
lapar….sahut Ibu tua dengan suara mengeluh-ngeluh.
Anisa, Rahma, Zahwa
dan Zahra mengajak ibu itu makan.
Zahra
: “mengapa ibu bisa seperti ini….!!!!
“Saya bisa
seperti ini, karena seluruh harta Ibu untuk membayar hutang, dan Ibu juga kalah
berjudi sehingga Ibu bisa jadi seperti ini.
Mereka semua
langsung kaget, Mereka kira, Ibu ini susah karena sebab yang benar-benar
menjadi beban hidup.
Mereka langsung
pergi dan berterima kasih kepada Ibu itu karena dia sudah memberitahukan kepada
Mereka bahwa tempat ini tidak layak untuk Mereka, dan Mereka masih tetap
mencari desa yang nyaman, tentram dan jauh dari maksiat.
Desa
Yang Aneh
Mereka berhenti
sejenak di mushollah, didekat desa, Mereka beristirahat sejenak untuk
melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah…
Zahra :
“Subhanaullah wabihamdi… ia sangat terkejut melihat keadaan musholla itu. Mereka
sungguh senang, betapa rukunya warga desa ini melakukan ibadah sholat bersama-sama.
Mereka semua sudah sepakat untuk tinggal di desa itu, dan berjalan mengelilingi
pedesaan itu…..
Zahra : “Astagfirullahal
adziiim…. sungguh kagetnya Mereka. ketika melihat semua warga dipedesaan itu
sedang berjudi bersama. dan sungguh anehnya lagi, mereka semua yang sedang
berjudi itu, ternyata warga yang sholat jamaah di musholla tadi.
Sungguh aneh
desa ini bagi Mereka. walaupun demikian, Mereka sepakat untuk menghilangkan
fikiran untuk tinggal di desa itu. Mereka langsung pergi dari desa itu.
Rahma dan Zahra sudah
tidak sanggup lagi. Rahma dan Zahra ingin kembali kedesa mereka masing-masing.
Anisa :
“Kalau kalian kembali ke desa masing-masing maka kamu akan terjebak oleh
masyarakat di desa kamu. “Sunggung Allah akan membenci kamu, dan kita harus
menjunjung tinggi agama kita. Seraya Anisa menasehati Rahma dan Zahra.
Zahwa : “Ia…….kita
tidak boleh menyerah dan putus asa untuk mencari kebenaran…!!!. Zahwa
menambahkan nasihat Anisa ke Rahma dan Zahra.
Rahma dan Zahra langsung
mengubur dalam-dalam keinginan mereka untuk kembali kedesanya masing-masing dan
akhirnya mereka bertekad untuk terus berjuang untuk mencari desa yang damai dan
jauh dari maksiat.
Mereka
beristirahat untuk se malam, mereka beristirahat di dekat rumah yang sudah
tidak berpenghuni. Mereka selalu bangun untuk sholat malam dan berdo’a agar
mereka diberi petunjuk untuk mencari ketenangan dan kebenaran. Mereka tidur
dengan lelap. Suara lantunan azan yang merdu, membangunkan mereka untuk sholat Shubuh.
sehabis sholat shubuh mereka langsung bergegas untuk mulai menelusuri pedesaan
kembali, mencari pedesaan yang damai dan tentram.
Ketika sesampainya
disuatu desa, ada beberapa orang yang sudah sadar, dan ada juga yang masih
berjudi. Mereka mendoakan semua pedesaan
yang telah mereka datangi menjadi desa yang tentram, damai dan jauh dari
maksiat.
Di suatu perjalan.
Mereka menemui suatu desa yang sunyi, tentram, dan nyaman. Mereka tak mau lagi
menyesal dikemudian hari, ketika mereka mulai menelusuri pedesaan itu. Mereka
tidak melihat suatu orangpun yang melewati pedesaan. Mereka langsung mencari
seseorang.
Anisa : “Aku
tidak melihat sama sekali masjid atau musholla….!!!. Anisa sambil menengok di sekelilingnya.
ketika mereka
sedang berhenti jalan sejenak….
Rahma : “Aku melihat ada sebuah gereja yang
dipenuhi oleh orang-orang desa….!!!
Astagfirullahal
adzim….!!!, Astagfirullahal adzim….!!!, Astagfirullahal adzim….!!!. Mereka langsung
terkejut ketika melihat bahwa orang-orang di pedesaan itu semuanya kristen.
Anisa, Rahma,
Nazwa dan Zahwa terkaget melihat
kenyataan ini.
Anisa : “Kita
harus bersyukur kepada Allah. Allah masih memberikan kita nikmat Iman dan Islam….
Karena, hampir saja kita masuk kejalan yang salah dan terjebak kedalam
perangkap orang-orang kristen.
Pulang Ke Desa
Melihat kenyataan
ini, ke esokan harinya Mereka memutuskan untuk pulang ke desanya masing-masing.
Karena menurut mereka tinggal di desa sendiri itu lebih baik walaupun masih terdapat
maksiat, daripada tinggal tinggal di desa seperti ini yang masyarakatnya
beragama kristen semuanya, dikhawatirkan terpengaruh tipu daya mereka.
Anisa dan Rahma
pulang berbarenagan, ternyata di desanya Anisa sudah sadar. Berkat dakwahnya
Ustadz Shomad melalui penagajian mingguan kepada masyarakat, untuk menyeru
masyarakat kembali kepada jalan Allah SWT. akhirnay Anisa dan Rahma mau pulang
kerumahnya.
Ketika Zahwa
pulang. Zahwa melihat keadaan warga sudah membaik dan menyadari kesalahannya
atas fitnah yang warga tujukan kepada Zahwa. Ini semua berkat kejahatan wanita
yang menghasud warga untuk memfitnah Zahwa terbongkar karena ulahnya sendiri,
yaitu selalu bohong kepada warga, dan wargapun menerima Zahwa kembali sebagai
bagian masyarakat untuk mengajarkan anak-anak mengaji A-quran kembali.
kepulangan Zahra
ke rumahnya di awali dengan rasa syukur Zahra kepada Allah…. “masya Allah dan Alhamdulillah desaku sudah
mengikuti jalan Allah SWT.
Dan Zahra bertemu dengan suaminya dengan
senyuman penuh rasa terharu dan gembira, dan suaminya sudah taat beribadah
kepada Allah.
“Perubahan ini diyakini oleh Mereka atas do’anya kepada Allah ketika
dalam perjalalannya “semoga Allah memberikan hidayah kepada warga desanya…
amiiiinnnnn……
“Semoga
sedikit cerpen ini memberikan kita inspirasi untuk meningkatkan Iman dan Taqwa
kepada Allah SWT”.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3145763305899807"
crossorigin="anonymous"></script>
0 komentar:
Posting Komentar